Latest Posts

Rabu, 28 September 2016

Memek Mama Pemuas Nafsuku


 

   
Jadi sekarang ini, aku sepertinya lebih sayang dengan mama ku di banding dengan Ibu kandungku sendiri. Maklum saja karena dari bayi aku sudah di asuhnya.
Setelah makan malam, lalu kami berdua ngobrol di ruang tamu sambil melihat acara TV.
“Mas, rambutmu itu sudah mulai banyak lagi yang putih…sini mama cabutin”, kata mama yang biasanya selalu mencabuti ubanku bila datang ke Bandung. Segera saja aku bergegas ke kamar untuk mengambil cabutan rambut lalu duduk menghadap kearah TV di lantai sambil sandaran di sofa yang diduduki mama.

Agen Poker Online - Terus terang, aku paling senang kalau mama sudah mulai mencabuti ubanku, soalnya bisa sampai ngantuk.
“Banyak betul sih Mas ubanmu ini ?” komentar mama sambil mulai mencabuti ubanku.
“Habis sih…..mama sudah lama enggak kesini…cuman ngurusin kerjaan melulu. ”
“Ya sudah, sekarang deh mama cabutin ubanmu sampai habis ” Kami lalu diam tanpa berkata kata.
“Mas……ngomong2 kamu sudah punya pacar apa belum ? ” tanya mama tiba2, sambil masih tetap mencabuti ubanku di kepala bagian belakang.

“Belum kok Ma…..masih dalam penjajakan”, sahutku.
“Tuh…..kan. Kamu ngelarang mama cari pacar, tapi kamu sendiri malah mau pacaran ” sahut mama dengan nada agak kesal.
“Pokoknya, mama enggak mau lho kalau kamu mulai pacaran, apalagi masih sekolah bisa2 pelajaranmu jadi ketinggalan dan berarti kamu juga sudah enggak sayang lagu sama mama ”, tambahnya

“Enggak kok Ma….aku masih sayang kok sama mama ”
“Sudah selesai mas yang belakang, sekarang yang bagian depan” perintahnya. Lalu ku putar duduk ku menghadap ke arah Mama dan tetap duduk dilantai diantara kedua paha mamaku serta Mamapun langsung saja meneruskan mencabuti uban2 ku.
“Mas….., kamu kan sekarang sudah tambah dewasa, apa enggak pingin punya pacar atau pingin meluk atau dipeluk seorang perempuan ? kata mama tiba2. “Atau kamu sudah jadi laki2 yang enggak normal barangkali ya, Sayang ?“ lanjut Mama.
“Ah, mama ini kok nanyanya yang enggak2 sih “? sambil kucubit paha mama yang mulus dan putih bersih.

“Habis nya selama ini kan kamu enggak pernah cerita soal temen wanita kamu, Mas, sahut mama.
“Aku ini masih laki2 tulen Mah…. Kalau mama enggak percaya, boleh deh dibuktiin atau di test ke dokter“ tambahku sambil kuelus elus paha mama. Kata Mama, aku enggak boleh acaran dulu, tambahku.
“Naaah….gitu dong mas……pacarannya nanti nanti saja deh Mas, kalau kamu sudah lulus“.
“Tapi, kamu kan sudah dewasa, apa enggak kepingin meluk dan mencium lawan jenis kamu “, tanyanya lagi.
“Kadang2 sih kepingin juga sih Ma, apalagi banyak teman2 ku yang sudah punya pasangan masing2….tapi….ngapain sih Ma, kok nanya2 gituan ? “

“Ya….enggak apa apa sih, mama cuman pingin tahu saja “ sahut mama sambil tetap mencari ubanku.
Karena aku duduk menghadap mama dan jaraknya sangat dekat, tanpa kusadari mata ku tertuju kebagian dada mama dan karena Mama ku hanya memakai baju tidur putih yang tipis sekali, maka tetek dan puting susu nya secara transparan terlihat dengan jelas.

“Mah…….. ngapain sih Mama pake baju tidur ini “?
“Lho….. memangnya kenapa mas dengan baju tidur mama ini ? emangnya kamu enggak suka ya Mas ?” tanya mamaku, tanpa menghentikan kerjanya mencabuti ubanku.
“Emangnya Mama enggak malu ? …….. tuh kelihatan ? ” sambil kututul puting tetek mama yang terlihat menonjol keluar dari balik baju tidurnya dengan ujung jariku.

“Huuuusss”, teriak mama kaget. “Mama kirain kenapa ? wong enggak ada orang lain saja kecuali kamu dan bibi dirumah ini. Lagipula mama kan enggak keluar rumah. Memangnya kamu enggak suka ya Mas ? ” sahut mama menghentikan kerjanya dan memandang mataku.

“Wah…..ya suka bangeet dong Mah…. Apalagi kalau boleh megang ? ” senyumku.
“Huussss….. ” sambil menjundul dahi ku. “wong kamu ini masih kecil saja ” tambahnya.
“Mah…. Aku ini sudah mahasiswa lho….. bukan anak TK lagi, masak sih aku masih kecil ? kalo ngeliat sedikitkan enggak apa apa kan mah ?….. boleh kan Mah ? ” rengekku.
Mama tidak segera menjawab dan tetap saja meneruskan mencabuti ubanku seolah olah enggak ada apa-apa.  Memek Mama Pemuas Nafsuku 

Setelah kutunggu sebentar dan mama tidak menjawab atau melarangku, akhirnya kuberanikan untuk menjulurkan tanganku kearah kancing baju tidurnya didekat dadanya.
“Sebentar aja lho Mas ngelihatnya ” ujarnya tanpa menghalangi tanganku yang sudah melepas 3 buah kancing bajunya.

“Aduh Mah…..putih betul sih tetek mama” komentarku sambil membuka baju tidurnya sehingga tetek mamaku tersembul keluar. Aku enggak tahu ukurannya, tetapi yang pasti tidak terlalu besar sehingga kelihatan tegang menantang serta berwarna merah gelap di sekitar puting nya.
“Sudah ah Mas, tutup lagi sekarang ” katanya sambil tetap mencabuti ubanku.

“Lho…. Kok malah bengong, tutup dong Mas ? ” katanya lagi ketika kata kata mama enggak aku ikutin dan tetap memandang kedua tetek mama yang kupandang begitu indah.
“Bentar dong Mah….. aku belum puas nih Mah, melihat tetek mama yang begitu indah ini. Boleh ya Mah pegang dikit ?”

“Tuh kan….. Mas ini sudah ngelunjak. Katanya tadi cuman mau ngelihat sebentar, eeeh sekarang pingin pegang. ” sahut Mama sambil tetap melanjutkan mencabut ubanku. “Sebentar aja lho ” sahutnya tiba2 ketika melihatku hanya bengong aja mengagumi tetek mama.
Setelah Mama mengizinkan dan dengan penuh keraguan serta tanpa berani melihat wajah Mama, segera saja kuremas pelan kedua tetek mama dengan kedua telapak tanganku.
Aahh….sungguh terasa halus dan kenyal tetek mama, gumanku dalam hati. Lalu kedua tetek mama ku elus2 dan ku remas2 dengan kedua tanganku.

Karena asyiknya meremasi tetek mama, baru aku sadar kalau tangan mama sudah tidak lagi mencabuti ubanku lagi di kepalaku dan setelah kulirik, ternyata mama telah bersandar di sofa dengan mata tertutup rapat, mungkin sedang menikmati nikmatnya remasan tangan ku di tetek nya.
Melihat mamaku hanya diam saja dan memejamkan matanya, lalu timbul keberanianku dan segera saja kumajukan wajahku mendekati tetek kirinya dan mulai kujilat puting teteknya dengan ujung lidahku.

Setelah beberapa kali teteknya kuremas dan tetek satunya kujilati, kudengar desahan mama sangat pelan ssshhh….ssssshhhh….aaaahh…..ma aaass….suuuu…daaaahh.
Desahan ini walaupun hampir tidak terdengar membuat ku semakin berani dan jilatan di puting teteknya dan kuselingi dengan hisapan halus serta remasan di tetek mama sebelah kanan pun kuselingi dengan elusan elusan lembut.

Bandar Poker Online - Tiba2 saja terdengar bunyi “kling” di lantai dan itu mungkin cabutan ubanku yang sudah terlepas dari tangan mama, karena bersamaan dengan itu, terasa kedua tangan mama sudah meremas remas rambutku dan kepalaku di tekannya kearah badannya sehingga kepalaku sudah menempel rapat di tetek mama dan nafasku pun sedikit tersengal. Desahan dari mulut mamaku pun semakin keras ssssshhh….. ooooohh… aaaaahhh …….. maaaaaassss….
Desahan yang keluar dari mulut mamaku ini menjadikan ku semakin bersemangat dan kugeser kepalaku yang sedang dipegangi mama kearah tetek yang satunya dan tangan kananku kuremaskan lembut di tetek kiri mama dan tak henti2 nya desahan mama terdengar semakin kuat dengan nafas cepat.

Maaasss…..aaaaahhh….maaaaass…… sssshh…..…aaaaahhh….ooooohh… Maaaaaas…., desah mama dengan keras dan tubuhnya meliuk liuk, seraya mendekap kepalaku sangat kuat sehingga wajahku tenggelam kedalam teteknya. Aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh……teriak nya dan diakhiri dengan nafasnya yang cepat dan ter sengal sengal.
“Maaas, mama lemes sekali ”, kata mama dengan suara yang hampir tidak terdengar dengan nafasnya yang masih tersengal sengal. “Maass… tooloong bawa mama ke kamar”, tambahnya dengan nafasnya yang masih cepat.

“Ayoooo Maas….cepat bawa mama ke kamar ” katanya lagi dan tanpa berfikir panjang akhirnya kubopong mama dan kuangkat ke tempat tidurnya dan dengan hati2 ku tidurkan terlentang di tempat tidurnya dan mata mama masih tetap merem tapi nafasnya yang cepat sudah sedikit mereda.
Aku enggak tahu harus berbuat apa, jadi aku hanya tiduran saja disamping mama sambil ku elus elus dahi yang berkeringat dan rambutnya serta pandanganku tidak pernah lepas dari wajah mama karena takut terjadi apa2, tapi sering juga mataku tertuju ke tetek mama yang menyembul keluar dari baju tidurnya yang terbuka. Nafas mama makin lama semakin teratur.

Tak lama kemudian mata mama mulai terbuka pelan2 dan ketika melihatku ada disampingnya, mama tersenyum manis sambil tangannya dieluskan ke wajahku.
“Kenapa Mah……. Aku sampai takut ” kataku sambil kuciumi tangan yang sedang memegang wajahku.

“Mama lemes sekali sayang….. kaki mama gemetaran, tolong kamu pijitin mama ” perintahnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.
Tanpa membantah, segera saja aku berpindah ke dekat kaki mama dan ketika kedua kakinya di geser kearah berlawanan, lalu kutempatkan dudukku diantara kedua paha mama yang sudah terbuka lebar. Kulihat mama sudah menutup matanya kembali.

Penisku yang tadi sudah tidur karena rasa takut, kembali mulai bangun ketika baju tidur mama yang tersingkap dan cd nya terlihat jelas. Benar-benar merupakan pemandangan yang sangat indah, pahanya yang putih mulus serta padat berisi itu membuat jantungku serasa mau copot.
Karena enggak pernah tahu bagaimana caranya memijat, akhirnya kedua tanganku kuletakkan di kedua paha mama dan ku pijit2 dari bawah ke atas. Aku enggak tahu, apakah pijitanku itu enak apa tidak, tetapi kelihatannya mama tetap memejamkan matanya tanpa ada protes. Demikian juga ketika kedua tanganku kosodokan di cd nya beberapa kali, mama pun tetap diam saja.

Memang godaan syahwat bisa mengalahkan segalanya. Penisku pun sudah begitu tegang sehingga kugunakan salah satu tanganku untuk membetulkan arahnya keatas agar tidak terasa sakit.
“Mah…..celana mama mengganggu nih…. aku buka saja ya mah ? ” tanyaku minta izin sambil memandang ke arah nya.

Mama enggak segera menjawab, tapi kuperhatikan mama mengangguk sedikit.
Tanpa berlama lama walaupun aku masih ragu, segera kutarik turun cd nya dan ketika bagian bawah pantat mama sulit kutarik, mama malah membantunya dengan mengangkat badannya sedikit sehingga cd nya dengan mudah kupelas dari kedua kakinya. Lalu sekalian saja kulepas beberapa kancing baju tidur nya yang tersisa dengan salah satu tanganku dan dengan cepat, kupelas juga kaos dan celana yang melekat di tubuhku.

Sambil kembali kupijati paha mama, mataku enggak lepas memandang mem*k mama yang baru pertama kali ini kulihat. Bulu jembutnya terlihat hanya beberapa lembar sehingga bentuk mem*knya terlihat dengan jelas dan dari celah bibirnya kulihat sudah ber air. Detak jantungku menjadi kian kencang terpacu melihat bagian-bagian indah milik mamaku.

Karena enggak tahan cuma memelototi lubang kenikmatan mama, lalu ku selonjorkan badanku kebelakang sehingga wajahku pun sudah berada tepat diatas mem*k mama tapi tanganku pun masih memijati pahanya walaupun itu hanya berupa elusan elusan barangkali.

Awalnya sih aku hanya mencoba membaui mem*k mama dengan hidungku. Ah, ada bau yang meruap asing di hidungku, segar dan membuatku tambah terangsang. Eeeh…. Kuperhatikan mama tetap tenang saja, walaupun nafas nya sudah lebih cepat dari biasanya.
Ketika lidahku mulai kumainkan dengan menjilat di seputar belahan bibir mem*k nya yang sudah terlihat basah dari tadi dan terasa asin tapi enak, pinggul mama tergelinjang keras sehingga hidungku basah terkena cairan mama. Memek Mama Pemuas Nafsuku 

“Aduuuuh…Mas…” teriak mama tiba2 dengan suara serak dan tersendat sendat diantara nafasnya yang sudah memburu. Mama kembali diam dan aku artikan mama setuju saja dengan apa yang aku lakukan dan walaupun kedua tangannya memegangi kepalaku.

Tanpa minta izin, segera saja jari-jariku kugunakan untuk membuka bibir vagina dan memainkan bibir vagina serta daging kecil yang sudah menyembul dari sela-sela bibir vaginanya. “Aduuuuuh…….aaaaaah…..aaahhh ..maaaaas…”, kudengar desahan mama agak keras.
Dapat kurasakan cairan lendirnya yang sudah semakin membasahi vagina mama yang indah itu. Betapa nikmat rasanya, apalagi dengan desahan mama yang semakin lama semakin keras, membuatku semakin bersemangat dan mulai kujilati, kuendus dan kumasukkan hidungku kedalam vaginanya serta kumainkan lidahku di lobang mem*k mama.

Mungkin karena keenakan, desahan mama sudah menjadi erangan yang keras dan rambut kepalaku pun sudah diremas remas mama seraya di tekan tekannya kepalaku dan pantatnya pun digoyangnya naik turun sehingga seluruh wajahku terasa basah semua terkena cairan yang keluar dari mem*k mama. Aku terus saja memainkan lidahku tetapi tidak berapa lama kemudian bisa kurasakan goyangan tubuh mama semakin cepat dan nafasnya pun sudah terdengar cepat dan keras sekali. Tubuh mama mengejang dan akhirnya dia mendesah keras maaaas…..addduuuuh….aaaaaah….. maaas…sssssssh…. teee..ruuuuusss..maaas, sambil kepalaku ditekannya dalam dalam kearah mem*knya. Lalu mama terkapar melepas tangan nya dari kepalaku dengan nafas ngos2an yang cepat dan aku yakin sekali kalau mama sudah mencapai orgasmenya lagi.

Tanpa disuruh aku segera naik dan tiduran miring menghadapnya disamping mama yang terlentang dengan nafasnya yang masih cepat.
“Aduuuh…maaas, kamu nakal sekali ya ? kamu bikin mama jadi keenakan sampe lemes sekali ” katanya setelah nafasnya agak normal sambil memencet hidungku.
“Mah….. booo leeeh enggak aaaa kuuuu ? ” tanyaku tapi enggak berani meneruskan kalimatnya, sambil ku usap2 dahi mama yang masih berkerigat. Mudah2an saja mama mengerti maksudku itu, soalnya penisku sudah tegang sekali.

“jangan ya sayang…..” jawab mama seraya mengecup pipiku dan jawaban itu tentu saja membuatku menjadi sedikit kecewa.
Mungkin mama melihat perubahan wajahku dan karena merasa kasihan, lalu katanya….. “Mas, boleh deh….tapi hanya digesek gesekin saja ya di luar ?”. Mendengar jawaban itu, membuat hatiku agak lega, yah….dari pada enggak boleh sama sekali, padahal rasa kepinginku sudah sampe diujung.

“Sini sayang……naiklah”, lanjut nya sambil meraih tubuhku untuk naik di atas tubuh mama dan dari rasa sentuhan dikakiku, terasa mama juga sudah membuka ke dua pahanya, tapi tidak terlalu lebar.
Tanpa berkata kata, lalu kunaiki tubuh mama dengan penisku yang sudah siap tempur dengan kepalanya yang mengkilap tegang. Tangan mama sudah memegangi penisku dan mengarahkan batang kemaluanku ke mem*knya. Lalu, penisku yang sedang dipegangnya di gesek2an keatas dan kebawah secara perlahan lahan di mem*knya yang memang sudah licin dan kupergunakan kesempatan ini untuk menjilati leher mama.

Aku pun harus bersabar sedikit dan menunggu agar nafsu mama naik kembali karena sentuhan penisku dimem*knya dan jilatan2 ku di lehernya. Sesekali kuperhatikan wajah mama dan kulihat mama sedang memejamkan kedua matanya yang mungkin sedang menikmati gesekan2 penisku di mem*knya.

Suatu ketika, mama menghentikan gerakan tangannya dan melepaskan pegangan tangannya di penisku.
Kedua tangan mama lalu memegangi kepalaku dan melepaskanku dari dadanya yang sedang kujilati serta memandangku dengan mata sayu.
“Gimana….. sayang….? Enak enggak ?” tanyanya.
“Ya enak dong maaaah……tapiiiiiiii…..” jawabku di telinganya tanpa berani meneruskan.
“Tapi…..kenapa Maaas ?’ Tanya mama pura2 enggak mengerti kata2ku tadi.
“Boo….. leh ya maaaah dimasukin ”? jawabku agak gugup didekat telinganya lagi.
Belum sampai kata2 yang aku ucapkan itu selesai, terasa ibu telah berusaha merenggangkan ke dua kakinya pelan2 lebih lebar lagi dan kulihat ibu tidak berusaha menjawab, tapi malah terus menutup matanya.

Dengan tanpa melihat, karena aku sibuk menjilati telinga dan leher mama dan kedua tangan mama hanya dipelukannya di punggungku, kutekan pantatku sedikit dan mama lalu menggeser pantatnya sedikit saat penisku sudah menempel di mem*knya, sepertinya mama yang memang sudah lebih berpengalaman, sedang berusaha menempatkan lobang mem*knya agar penisku mudah memasukinya.

Ketika mama sudah tidak menggerakkan tubuhnya lagi, pelan2 kutekan penisku ke mem*k mama, tetapi sepertinya kepala penisku terganjal dan tidak mudah masuk atau mungkin salah tempat, walau aku tahu mem*k ibu sudah basah sekali dari tadi.

Agen Judi Online - Tetapi ketika kuperhatikan wajah mama yang lagi merem itu, sepertinya mama agak menyeringai, mungkin sedang menahan rasa sakit sewaktu penislku kutekan ke mem*knya.. “peel.. laaan.. pelaaan…sayyyy….aaang, saaa…kiiitt, mama sudah lama enggak pernah lagi”, kudengar bisik mama didekat telingaku. Karena kasihan mendengar suara mama yang kesakitan, segera saja kuangkat pelan2 penisku tetapi tangan mama yang dari tadi ada di punggungku sepertinya berusaha menahannya.




“Nggggak…aaapp….paa aapa….Maaas” terdengar bisik mama lagi. Aku nggak menjawab apa2, tetapi kemudian terasa tangan mama sepertinya menekan pantatku, mungkin menyuruhku untuk mencoba memasukan penisku, lalu kutusukkan lagi saja penisku pelan2 ke mem*k mama dan …..ssssrreeeeeeeet….,., terasa kepala penisku seperti menguak sesuatu yang tadinya tertutup rapat dan langsung saja kuhentikan tusukan penisku ke mem*k mama, karena terlihat mama menyeringai menahan sakit dan terdengar lagi mama merintih “….Aduuuuhh…….maaaaas…..” sambil kedua tangannya menahan punggungku sedikit dan kembali tekanan pantatku kebawah segera kuhentikan. Aku jadi kasihan melihat wajah mama selalu menyeringai seperti kesakitan.

Tetapi beberapa saat kemudian, “teken lagi maas….tapi pelan pelan ya… “ sambil kedua tangan mama menekan pantatku pelan2, langsung saja aku mengikuti tekanan tangan dipantatku menekan pelan2 dan tiba2 ….. sssrrrrreeett….bleesss….., terasa kepala penisku masuk ke mem*k mama. “…Maaaaasss….” teriak mama pelan bersamaan dengan masuknya kepala penisku.
“Sudah… maaass…..suuuuukk….saaa…. yaang…”, lanjutnya sambil melepas nafas panjang tapi tangan mama malah menahan tekanan pantatku.

Aku diamkan sebentar pergerakan penisku sambil menunggu reaksi mama, tetapi dalam keadaan diam seperti ini, aku merasa penisku sedang terhisap kuat di dalam mem*k mama dan tanpa kusadari terucap dari mulutku…..”Maaah……maaah……terr… .uuusss….Maaah…enaaaaak.

Saking enaknya, aku sudah nggak memperhatikan tangan atau wajah mama lagi, lalu kegerakkan pantatku naik turun pelan2 dan mamapun mengimbanginya dengan mengerakkan pantatnya seperti berputar-putar. Maaasss..teer……ruuus. maaas..enaaakk..aduuuhhh…enakk k..maaaas.., kudengar kata2 mama terbata-bata dan kubungkam bibir mama dengan mulutku sambil lidahku kuputar didalam mulutnya, serta kedua tanganku kucengkeram kuat diwajah mama..”cerita seks sedarah”
Sedang kan kedua tangan mama masih tetap di posisi pantatku dan menekan pantatku apabila pantatku lagi naik. Goyangan dan gerakan aku dan mama semakin cepat dan kudengar bunyi.crreeettt…creeettt..cree etttt.secara teratur sesuai dengan gerakan naik-turunnya pantatku serta bunyi suara mama ….hhmmm…aaaahhhh.. aaahhh….yang nggak keluar karena bibirnya tertutup bibirku.

Tiba2 saja mama menghentikan gerakan tubuhnya dan mengatakan “berhenti sebenar sayaaaang ”.
“Kenapa Ma ? ”
“Maasss…toloong cabut punyamu. duluuu, mama mau mengelap punya mama supaya agak kering sedikit, biar kita sama sama enak nantinya”, katanya.

Bener juga kata Mama, kataku dalam hati, tadi mem*k Mama terasa sangat basah sekali. Lalu pelan2 kont*lku kucabut keluar dari mem*k Mama dan kuambil handuk kecil yang ada di tempat tidur sambil kukatakan “Maaam, biar aku saja deh yang ngelap..boleeehkan … Maaam ” ? “Terserah ….kamuuu…..deh…maasss”, jawab Mama pendek sambil membuka kedua kakinya lebar2 dan aku merangkak mendekati mem*k Mama dan setelah dekat dengan mem*k Mama, lalu kukatakan… 
“aku. bersihkan. sekarang.yaaaa..maaaaa” ? dan kedengar Mama hanya menjawab pendek …. 

“boleeeh.sayaaaang ”. Lalu kupegang dan kubuka bibir mem*k Mama dan..kutundukkan kepalaku ke mem*knya lalu ku jilat jilat itil dan belahan mem*k mama dan pantat Mama tergelinjang keras mungkin karena kaget sambil berseru.. “Maaas ….. kamuuu.. nakaaaal . …yaaaaa”. Tanpa menjawab, aku teruskan isapan dan jilatan di semua bagian mem*k Mama dan membuat Mama menggerak gerakkan terus pantatnya dan kedua tangannya kembali menekan kepalaku. 

Beberapa saat kemudian, terasa kepalaku seperti ditarik Mama sambil berkata, “Maas…sudaaaah..sayaaaaang…mam a nggak tahaaaaaan…. Kalau kamu gituin terus…..sini..yaaaang”. Lalu kuikuti tarikan tangan Mama dan aku langsung naik diatas badan Mama dan setelah itu kudengar mama seperti berbisik di telngaku…. “mas,…masukiiiin..lagi.. punyamu..sayaaang…mama.sudah.n ggaaak.tahaaaaan..yaaang” dan tanpa membuang-buang waktu, kuangkat kedua kaki Mami dan kutaruh diatas pundakku sambil ingin mempraktekkan seperti apa yang kulihat di blue film yang sering kulihat dan sambil kupegang batang kont*lku, kuarahkan ke mem*k Mama yang bibirnya terbuka lebar lalu kutusukkan pelan2, sedangkan mama dengan menutup matanya seperti pasrah saja dengan apa yang kuperbuat. 

Karena mem*k Mama masih tetap basah dan apalagi baru ku jilat dan kuisap-isap, membuat mem*k mama semakin basah sehingga sodokan kont*lku dapat dengan mudah memasuki lobang mem*k Mama.
Mama mulai meggerakkan pantatnya naik turun mengikuti gerakan kont*lku yang keluar masuk mem*knya.

“Mas….terus teken yang kuat ” desah mama dan tanpa perintah kedua kalinya, akupun menggenjot mem*knya lebih kuat sehingga terdengar bunyi…crroooooot…..crroooottt… croooott, mungkin akibat mem*k mamaku yang sudah basah sekali. “Ayyooo….maaasss ” serunya lagi dengan nafasnya yang sudah tersengal sengal.

“Maas…turunkan kaki mama ” mintanya dan sambil kont*lku masih kusodok sodokkan kedalam mem*k mama, satu persatu kakinya ku turunkan dari bahuku dan akupun sudah menempel tubuh mama serta mama mulai menciumi seluruh wajahku sampai basah semua..

Nggak lama kemudian gerakan pantat mama yang berputar itu semakin cepat dan kedua tangannya mencengkeram kuat2 di pantatku dan…tiba2 mama melepas ciumanku serta berkata tersendat sendat agak keras….. Maaaaassss….. mama….. haam.. piirr…..maaaas… aa… yyoooo ..maass….cepppaaaat.., moment ini nggak kusia siakan, karena aku sudah nggak kuat menahan desakan pejuku yang akan keluar…. Ayyooo…maaaah……aduuuh..maaah…, sambil kutekan kont*lku kuat2 kedalam mem*k mama dan kurasakan cengkeraman kuat kedua tangan mama di pantatku makin keras dan agak sakit seakan ada kukunya yang menusuk pantatku.

Bandar Judi Online - Kuperhatikan mama dengan nafas yang masih ter engah2 terdiam lemas seperti tanpa tenaga dan kedua tangannya walau terkulai tapi masih dalam posisi memelukku, sedangkan posisiku yang masih diatas tubuh mama dengan kont*lku masih menancap semuanya didalam mem*knya.

Karena mama hanya diam saja tapi nafasnya mulai agar teratur, aku berpikir mama mau istirahat atau langsung tidur, lalu kuangkat pantatku pelan2 untuk mencabut kont*lku yang masih ada di dalam mem*k mama, eeehh…nggak tahunya mama dengan kedua tangannya yang mash tetap di punggungku dan memiringkan badannya sehingga aku tergeletak disampingnya lalu dengan matanya masih terpejam dia berguman pelan…Maaas…bii.aarkan..mas….b iarkan punyamu itu dida..laaamm…sebentar. rasanya..enak.ada yang mengganjel didalam…sambil mencium bibirku mesra sekali dan…kami terus ketiduran sambil berpelukan.

Entah berapa lama aku sudah tertidur dan akhirnya aku terbangun karena aku merasakan ada sesuatu yang menghisap hisap kont*lku. Ketika kulihat jam diding, kulihat sudah jam 5 pagi dan kulihat pula mamaku sudah berada di bagian bawah lagi asyik mengulum dan mengocok ngocok kont*lku. Aku pura2 masih tidur sambil menikmati kuluman mulut mama di kont*lku. Mama mengulum kont*lku dan memainkan dengan lidahnya, aku terasa geli.

Sambil mengulum, terasa kelembutan jari jemari mama mengusap dan membelai batang kont*lku. Diusap dan diurutnya keatas dan kebawah. Terasa mau tercabut batang kont*lku diperlakukan seperti itu. Aku hanya mendesis geli sambil mendongakkan kepala menahan nikmat yang luar biasa.
Setelah itu, giliran pangkal paha kananku diselusurinya. Lidah mama mengusap-usap pangkal pahaku, terus menyusur ke paha dan terus naik lagi ke buah zakar, ke batang kont*lku, ke kepala kont*lku, enuaaaknyaa.

Tetapi lama lama tidak tahan juga sehingga mau tak mau pantanku pun mulai kugerakkan naik turun dan yang membuat mama nengok kearahku dan melepas kuluman di kont*lku tapi tetap masih memeganginya.

“Sudah bangun saayaaang. ” katanya dengan suara lembut.
“Teruuus…maaah…enaaaaakk… ”, kataku dan kembali mamaku mengulum kont*lku sehingga 
terlihat kont*lku keluar masuk mulut mama. Setelah beberapa lama kont*lku dikulumn dan mengurut batang kont*lku, tiba tiba saja mama lalu melepas kont*lku. Kini, lidah mama sudah naik menyusuri perutku, menjilat-jilat pusarku, terus naik lagi ke dada kanan, melumuri puting susu kananku dengan air liur yang hangat, lalu ke leher, dan akhirnya ke mulutku.

Lidah mama ketika memasuki mulutku, kugigit sedikit dengan gemasssss… Tiba-tiba, aduuhhhh…aku merasa batang kemaluanku memasuki jepitan daging hangat, kenyal dan berlendir….mem*k mama. Rupanya saat mulutku asyik menikmati lidahnya, mama menyodokkan vaginanya ke kont*lku yang memang sudah tegang sekali. Tanpa mengeluarkan lidahnya dari mulutku, mama mulai menekan pantatnya ke bawah. Blesssss…. kont*lku menerobos masuk kedalam mem*k mama. Hangat rasanya.

Mama terus melakukan gerakan memompa …. aduhhhhh batang kont*lku merasakan elusan dan remasan dinding mem*k mama.. Akupun menggelepar sehingga lidah mama keluar dari mulutku. Tapi lidah mama terus mengejar mulutku, sehingga bisa kembali masuk ke dalam mulutku. Sementara pantatnya tetap memompa dan tedengar bunyia ….crooot..croott….croott. “Aduhhhh …….enaaaknya ” Seruku tanpa sadar.
“Enaaak….sayaaaaang ”, Tanya mama.
“Teee…rruuuuss…maaaaah …… enaak sekali”

Tiba-tiba saja mama melepaskan mulutnya dari mulutku. Lalu tangan mama diletakkan dan bertumpu di dadaku, serta mulai naik turun memmompa dan memutar-mutar pantatnya. Serrrr…..serrr….seeeeerr…. batang kont*lkupun serasa ikut terputar seirama dengan putaran pantat mama. “Addduuuuuuhhhh…. maaaaah, aku nggak tahaannn nih…. ” desisku.

Mama kelihatannya tidak ambil pusing dengan rintihanku, dia tetap memutar, memompa, memutar, memompa pantatnya, tapi nafasnya pun sudah begitu cepat.
Tetek mama yang ada dihadapanku pun juga ikut tergoyang-goyang seirama dengan gerakkan tubuhnya dan kuremas remas keduanya dengan tanganku.

Sekitar beberapa menit aku terombang-ambing dalam kenikmatan yang luar biasa, sampai akhirnya ketika ibu mulai mengubah posisi dengan membalik tubuhku sehingga aku sekarang sudah berada diatas tubuh mama dan nafas mama kuperhatikan sudah begitu cepat.
“Maaaas….ceeepaaaat….teken yang ku…aaaaat maaass…”, perintahnya sambil memeluk punggungku erat erat serta menggerakkan pinggulnya naik turun dengan cepat sehingga membuat kont*lku terasa sedikit ngilu.

“Ceee….paaaat….maaaas ” serunya lagi dengan nada suara yang cukup keras seraya tangannya mendekap punggungku kuat2. Mingkin mama sudah mendekati orgasme nya barangkali, padahal akupun sudah hampir tidak kuat menahan air maniku agar tidak keluar.

“Ini…maaaah….ini…tahan yaaa maaah ”sahutku seraya kugenjot mem*k mama kuat2 beberapa kali.
“Ter..rrruss..saaa…yang…terruu uus. ”katanya lagi dengan gerakan pinggulnya semakin liar saja.
“Maaah…maaaaaaah….aku gaaaaak…tahaaaaan lagiiiiiii…. ”teriakku kuat2 dan kutekan kont*lku lebih kuat lagi kedalam mem*k mama dan crreeet……creeet….creeet…….air maniku akhirnya jebol dan menyemprot kuat kedalam mem*k mama dan mungkin setelah menerima semprotan air maniku akhir nya mama pun berteriak “Maaaaassss………mama……juuuu…gaaa aaaaa”, teriaknya sambil merangkulkan kedua kakinya kuat2 dipunggungku dan cengkeraman tangannya pun membuat punggungku terasa sakit.

Akupun akhirnya menjatuhkan tubuh ku disamping mama dan sama2 terengah engah kecapaian.
Setelah nafas kami mulai teratur, sambil memelukku mama berkata serasa berbisik dekat telingaku.
“Enaaak..maaaaaasss ?”
“Enaaak sekali maaaah… ”.
“Maasss….jangan sampai ada yang tahu soal ini yaaaa ? Kamu kan bisa jaga rahasia kita ya ”kata mama.
“Iya maaah…. ”
“Dan satu lagi….. ”, kata mama sambil memandangku tajam.
“Apa itu Maaah…. ”
“Yang ini punya mama……jangan kamu kasihkan orang lain ya ? ”katanya seraya mencengkeram kont*lku yang lagi tidur kecapean dan mengelus elusnya.

“Janji ya.. saaaa…yang…. ”Tambahnya lagi.
“Asal ini semua juga buat saya ya Maaah. ”sahutku sambil kuremas mem*k mama dan kueluskan jariku dibelahan mem*k mama yang masih terasa basah oleh air maniku.

Akhir nya kami tertawa berbarengan dan tiba2 saja ada ketukan di pintu kamar “Buuuu……sudah siang… ”. Rupanya ketukan dari pembantu karena saat itu sudah jam 9.00 pagi.
Setelah itu, mama selalu tidak pernah absen mengunjungiku di Bandung atau kalau mama berhalangan, maka akulah yang datang ke Jakarta

Senin, 26 September 2016

Bercinta Dengan Bibi Dan Anak Majikanku



Agen Poker Online - Cerita ini terjadi ketika aku masih usia 14 tahun. Aku yang baru saja lulus SD bingung mau kemana, melanjutkan sekolah nggak mungkin sebab Bapakku sudah satu tahun yang lalu meninggal. Sedangkan Ibuku hanya penjual nasi bungkus di kampus dan kedua kakakku pergi entah bagaimana kabarnya. Sebab sejak pamitan mau merantau ke Pulau Bali nggak pernah ada kabar bahkan sampai Bapak meninggalpun juga nggak tahu. Adik perempuanku yang masih kelas dua SD juga membutuhkan biaya.

Akhirnya aku hanya bisa main-main saja sebab meski aku anak laki-laki satu-satunya aku mau kerja masih belum kuat dan takut untuk pergi merantau tanpa ada yang mengajak. Suatu ketika ada saudara Bapakku yang datang dengan seorang tamu laki-laki. Kata pamanku dia membutuhkan orang yang mau menjaga rumahnya dan merawat taman. Setelah aku berpikir panjang aku akhirnya mau dengan mempertimbangkan keadaan Ibuku.

Berangkatlah aku ke kota Jember tepatnya di perumahan daerah kampus. Aku terkagum-kagum dengan rumah juragan baruku ini, disamping rumahnya besar halamannya juga luas. Juraganku sebut saja namanya Pak Bari, Ia Jajaran direksi Bank ternama di kota Jember, Ia mempunya dua Anak Perempuan yang satu baru saja berkeluarga dan yang bungsu kelas 3 SMA namanya Kristi, usianya kira-kira 18 tahun. Sedangkan istrinya membuka usaha sebuah toko busana yang juga terbilang sukses di kota tersebut, dan masih ada satu pembantu perempuan Pak Bari namanya Bik Maya usianya kira-kira 27 tahun.

Teman Kristi banyak sekali setiap malam minggu selalu datang kerumah kadang pulang sampai larut malam, hingga aku tak bisa tidur sebab harus nunggu teman Non Kristi pulang untuk mengunci gerbang, kadang juga bergadang sampai pukul 04.00. Mungkin kacapekan atau memang ngantuk usai bergadang malam minggu, yang jelas pagi itu kamar Non Kristi masih terkunci dari dalam. Aku nggak peduli sebab bagiku bukan tugasku untuk membuka kamar Non Kristi, aku hanya ditugasi jaga rumah ketika Pak Bari dan Istrinya Pergi kerja dan merawat tamannya saja.

Bandar Poker Online - Pagi itu Pak Bari dan Istrinya pamitan mau keluar kota, katanya baru pulang minggu malam sehingga dirumah itu tinggal aku, Bik Maya dan Non Kristi. Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 tapi Non Kristi masih belum bangun juga dan Bik Maya sudah selesai memasak.
“Jono, aku mau belanja tolong pintu gerbang dikunci.”
“Iya Bik!” jawabku sambil menyiram tanaman didepan rumah. Setelah Bik Maya pergi aku mengunci pintu gerbang.

Setelah selesai menyiram taman yang memang cukup luas aku bermaksud mematikan kran yang ada di belakang. Sesampai didepan kamar mandi aku mendengar ada suara air berkecipung kulihat kamar Non Kristi sedikit terbuka berarti yang mandi Non Kristi. Tiba-tiba timbul niat untuk mengintip. Aku mencoba mengintip dari lubang kunci, ternyata tubuh Non Kristi mulus dan susunya sangat kenyal, kuamati terus saat Non Kristi menyiramkan air ke tubuhnya, dengan perasaan berdegap aku masih belum beranjak dari tempatku semula. 

Baru pertama ini aku melihat tubuh perempuan tanpa tertutup sehelai benang. Sambil terus mengintip, tanganku juga memegangi penisku yang memang sudah tegang, kulihat Non Kristi membasuh sabun keseluruh badannya aku nggak melewatkan begitu saja sambil tanganku terus memegangi penis. Aku cepat-cepat pergi, sebab Non Kristi sudah selesai mandinya namun karena gugup aku langsung masuk ke kamar WC yang memang berada berdampingan dengan kamar mandi, disitu aku sembunyi sambil terus memegangi penisku yang dari tadi masih tegang.

Cukup lama aku di dalam kamar WC sambil terus membayangkan yang baru saja kulihat, sambil terus merasakan nikmat aku tidak tahu kalau Bik Maya berada didepanku. Aku baru sadar saat Bik Maya menegurku,
“Ayo.. ngapain kamu.”
Aku terkejut cepat-cepat kututup resleting celanaku, betapa malunya aku.
“Ng.. nggak Bik..” kataku sambil cepat-cepat keluat dari kamar WC. Sialan aku lupa ngunci pintunnya, gerutuku sambil cepat-cepat pergi.

Esoknya usai aku menyiram taman, aku bermaksud ke belakang untuk mematikan kran, tapi karena ada Bik Maya mencuci kuurungkan niat itu.
“Kenapa kok kembali?” tanya Bik Maya.
“Ah.. enggak Bik..” jawabku sambil terus ngeloyor pergi.
“Lho kok nggak kenapa? Sini saja nemani Bibik mencuci, lagian kerjaanmu kan sudah selesai, bantu saya menyiramkan air ke baju yang akan dibilas,” pinta Bik Maya.
Akhirnya akupun menuruti permintaan Bik Maya. Entah sengaja memancing atau memang kebiasaan Bik Maya setiap mencuci baju selalu menaikkan jaritnya diatas lutut, melihat pemandangan seperti itu, jantungku berdegap begitu cepat
“Begitu putihnya paha Bik Maya ini” pikirku, lalu bayanganku mulai nakal dan berimajinasi untuk bisa mengelus-ngelus paha putih Bik Maya.
“Heh! kenapa melihat begitu!” pertanyaan Bik Maya membuyarkan lamunanku
“Eh.. ngg.. nggak Bik” jawabku dengan gugup.
“Sebentar Bik, aku mau buang air besar” kataku, lalu aku segera masuk kedalam WC, tapi kali ini aku tak lupa untuk mengunci pintunya.

Didalam WC aku hanya bisa membayangkan paha mulus Bik Maya sambil memegangi penisku yang memang sudah menegang cuma waktu itu aku nggak merasakan apa-apa, cuma penis ini tegang saja. Akhirnya aku keluar dan kulihat Bik Maya masih asik dengan cucianya.
“Ngapain kamu tadi didalam Jon?” tanya Bik Maya.
“Ah.. nggak Bik cuma buang air besar saja kok,” jawabku sambil menyiramkan air pada cuciannya Bik Maya.
“Ah yang bener? Aku tahu kok, aku tadi sempat menguntit kamu, aku penasaran jangan-jangan kamu melakukan seperti kemarin ee..nggak taunya benar,” kata Bik Maya
“Hah..? jadi Bibik mengintip aku?” tanyaku sambil menunduk malu.

Tanpa banyak bicara aku langsung pergi.
“Lho.. kok pergi?, sini Jon belum selesai nyucinya, tenang saja Jon aku nggak akan cerita kepada siapa-siapa, kamu nggak usah malu sama Bibik ” panggil Bik Maya.
Kuurungkan niatku untuk pergi.
“Ngomong-ngomong gimana rasanya saat kamu melakukan seperti tadi Jon?” tanya Bik Maya.
“Ah nggak Bik,”jawabku sambil malu-malu.
“Nggak gimana?” tanya Bik Maya seolah-olah mau menyelidiki aku.
“Nggak usah diteruskan Bik aku malu.”
“Malu sama siapa? Lha wong disini cuma kamu sama aku kok, Non Kristi juga sekolah, Pak Bari kerja?” kata Bik Maya.
“Iya malu sama Bibik, sebab Bibik sudah tahu milikku,” jawabku.
“Oalaah gitu aja kok malu, sebelum tahu milikmu aku sudah pernah tahu sebelumnya milik mantan suamiku dulu, enak ya?”
“Apanya Bik?” tanyaku
“Iya rasanya to..?” gurau Bik Maya tanpa memperdulikan aku yang bingung dan malu padanya.
“Sini kamu..” kata Bik Maya sambil menyuruhku untuk mendekat, tiba-tiba tangan tangan Bik Maya memegang penisku.
“Jangan Bik..!!” sergahku sambil berusaha meronta, namun karena pegangannya kuat rasanya sakit kalau terus kupaksakan untuk meronta.

Agen Judi Online - Akhirnya aku hanya diam saja ketika Bik Maya memegangi penisku yang masih didalam celana pendekku. Pelan tapi pasti aku mulai menikmati pegangan tangan Bik Maya pada penisku. Aku hanya bisa diam sambil terus melek merem merasakan nikmatnya pegangan tangan Bik Maya. lalu Bik Maya mulai melepas kancing celanaku dan melorotkanya kebawah. Penisku sudah mulai tegang dan tanpa rasa jijik Bik Maya Jongkok dihadapanku dan menjilati penisku.
“Ach.. Bik.. geli,” kataku sambil memegangi rambut Bik Maya.

Bik Maya nggak peduli dia terus saja mengulum penisku, Bik Maya berdiri lalu membuka kancing bajunya sendiri tapi tidak semuanya, kulihat pemandangan yang menyembul didepanku yang masih terbungkus kain kutang dengan ragu-ragu kupegangi. Tanpa merasa malu, Bik Maya membuka tali kutangnya dan membiarkan aku terus memegangi susu Bik Maya, dia mendesah sambil tangannya terus memegangi penisku. Tanpa malu-malu kuemut pentil Bik Maya.
“Ach.. Jon.. terus Jon..”
Aku masih terus melakukan perintah Bik Maya, setelah itu Bik Maya kembali memasukkan penisku kedalam mulutnya. aku hanya bisa mendesah sambil memegangi rambut Bik Maya.
“Bik aku seperti mau pipis,” lalu Bik Maya segera melepaskan kulumannya dan menyingkapkan jaritnya yang basah, kulihat Bik Maya nggak memakai celana dalam.
“Sini Jon..,” Bik Maya mengambil posisi duduk, lalu aku mendekat.
“Sini.. masukkan penismu kesini.” sambil tangannya menunjuk bagian selakangannya.



Dibimbingnya penisku untuk masuk ke dalam vagina Bik Maya.
“Terus Jon tarik, dan masukkan lagi ya..”
“Iya Bik” kuturuti permintaan Bik Maya, lalu aku merasakan seperti pipis, tapi rasanya nikmat sekali.
Setelah itu aku menyandarkan tubuhku pada tembok.
“Jon.. gimana, tahu kan rasanya sekarang?” tanya Bik Maya sambil membetulkan tali kancingnya.
“Iya Bik..”jawabku.

Esoknya setiap isi rumah menjalankan aktivitasnya, aku selalu melakukan adegan ini dengan Bik Maya. Saat itu hari Sabtu, kami nggak nyangka kalau Non Kristi pulang pagi. Saat kami tengah asyik melakukan kuda-kudaan dengan Bik Maya, Non Kristi memergoki kami.
” Hah? Apa yang kalian lakukan! Kurang ajar! Awas nanti tak laporkan pada papa dan mama, kalian!”

Melihat Non Kristi kami gugup bingung, “Jangan Non.. ampuni kami Non,” rengek Bik Maya.
“Jangan laporkan kami pada tuan, Non.”
Akupun juga takut kalau sampai dipecat, akhirnya kami menangis di depan Non Kristi, mungkin Non Kristi iba juga melihat rengekan kami berdua.
“Iya sudah jangan diulangi lagi Bik!!” bentak Non Kristi.
“Iy.. iya Non,” jawab kami berdua.

Esoknya seperti biasa Non Kristi selalu bangun siang kalau hari minggu, saat itu Bik Maya juga sedang belanja sedangkan Pak Bari dan Istrinya ke Gereja, saat aku meyirami taman, dari belakang kudengar Non Kristi memanggilku,

“Joon!! Cepat sini!!” teriaknya.
“Iya Non,” akupun bergegas kebelakang tapi aku tidak menemukan Non Kristi.
“Non.. Non Kristi,” panggilku sambil mencari Non Kristi.
“Tolong ambilkan handuk dikamarku! Aku tadi lupa nggak membawa,” teriak Non Kristi yang ternyata berada di dalam kamar mandi.
“Iya Non.”
Akupun pergi mengambilkan handuk dikamarnya, setelah kuambilkan handuknya “Ini Non handuknya,” kataku sambil menunggu diluar.
“Mana cepat..”
“Iya Non, tapi..”
“Tapi apa!! Pintunya dikunci..”

Aku bingung gimana cara memberikan handuk ini pada Non Kristi yang ada didalam? Belum sempat aku berpikir, tiba-tiba kamar mandi terbuka. Aku terkejut hampir tidak percaya Non Kristi telanjang bulat didepanku.
“Mana handuknya,” pinta Non Kristi.
“I.. ini Non,” kuberikan handuk itu pada Non Kristi.
“Kamu sudah mandi?” tanya Non Kristi sambil mengambil handuk yang kuberikan.
“Be..belum Non.”
“Kalau belum, ya.. sini sekalian mandi bareng sama aku,” kata Non Kristi.

Belum sempat aku terkejut akan ucapan Non Kristi, tiba-tiba aku sudah berada dalam satu kamar mandi dengan Non Kristi, aku hanya bengong ketika Non Kristi melucuti kancing bajuku dan membuka celanaku, aku baru sadar ketika Non Kristi memegang milikku yang berharga.
“Non..,” sergahku.
“Sudah ikuti saja perintahku, kalau tidak mau kulaporkan perbuatanmu dengan Bik Maya pada papa,” ancamnya.

Bandar Judi Online Aku nggak bisa berbuat banyak, sebagai lelaki normal tentu perbuatan Non Kristi mengundang birahiku, sambil tangan Non Kristi bergerilya di bawah perut, bibirnya mencium bibirku, akupun membalasnya dengan ciuman yang lembut. Lalu kuciumi buah dada Non Kristi yang singsat dan padat. Non Kristi mendesah, “Augh..”

Kuciumi, lalu aku tertuju pada selakangan Non Kristi, kulihat bukit kecil diantara paha Non Kristi yang ditumbuhi bulu-bulu halus, belum begitu lebat aku coba untuk memegangnya. Non Kristin diam saja, lalu aku arahkan bibirku diantara selakangan Non Kristi.
“Sebentar Jon..,” kata Non Kristi, lalu Non Kristi mengambil posisi duduk dilantai kamar mandi yang memang cukup luas dengan kaki dilebarkan, ternyata Non Kristi memberi kelaluasaan padaku untuk terus menciumi vaginanya.

Melihat kesempatan itu tak kusia-siakan, aku langsung melumat vaginanya kumainkan lidahku didalm vaginanya.
“Augh.. Jon.. Jon,” erangan Non Kristi, aku merasakan ada cairan yang mengalir dari dalam vagina Non Kristi. Melihat erangan Non Kristi kulepaskan ciuman bibirku pada vagina Non Kristi, seperti yang diajarkan Bik Maya kumasukkan jemari tanganku pada vagina Non Kristi. Non Kristi semakin mendesah, “Ugh Jon.. terus Jon..,” desah Non kristi. Lalu kuarahkan penisku pada vagina Non Kristi
.
Bless.. bless.. Batangku dengan mudah masuk kedalam vagina Non Kristi, ternyata Non Kristi sudah nggak perawan, kata Bik Maya seorang dikatakan perawan kalau pertama kali melakukan hubungan intim dengan lelaki dari vaginanya mengeluarkan darah, sedang saat kumasukkan penisku ke dalam vagina Non Kristin tidak kutemukan darah.

Kutarik, kumasukkan lagi penisku seperti yang pernah kulakukan pada Bik Maya sebelumnya. “Non.. aku.. mau keluar Non.”
“Keluarkan saja didalam Jon..”
“Aggh.. Non.”
“Jon.. terus Jon..”
Saat aku sudah mulai mau keluar, kubenamkan seluruh batang penisku kedalam vagina Non Kristi, lalu gerkkanku semakin cepat dan cepat.
“Ough.. terus.. Jon..”

Kulihat Non Kristi menikmati gerakanku sambil memegangi rambutku, tiba-tiba kurasakan ada cairan hangat menyemprot ke penisku saat itu juga aku juga merasakan ada yang keluar dari penisku nikmat rasanya. Kami berdua masih terus berangkulan keringat tubuh kami bersatu, lalu Non Kristi menciumku.

“Terima kasih Jon kamu hebat,” bisik Non Kristi.
“Tapi aku takut Non,” kataku.
“Apa yang kamu takutkan, aku puas, kamu jangan takut, aku nggak akan bilang sama papa” kata Non Kristi. Lalu kami mandi bersama-sama dengan tawa dan gurauan kepuasan.

Sejak saat itu setiap hari aku harus melayani dua wanita, kalau di rumah hanya ada aku dan Bik Maya, maka aku melakukannya dengan Bik Maya. Sedang setiap Minggu aku harus melayani Non Kristi, bahkan kalau malam hari semua sudah tidur, tak jarang Non Kristi mencariku di luar rumah tempat aku jaga dan di situ kami melakukannya.

Minggu, 25 September 2016

NikmatNya Menyetubuhi Cewek SMA



Kami tidak dibayar mahal namun aku memiliki kebebasan untuk tinggal di lingkungan sekolah ini. Maklumlah aku adalah perantau yang hidup nomaden.


Agen Poker Online - Diantara gadis-gadis di sekolah tempatku bekerja, ada salah seorang yang paling menonjol. Aku sangatlah hafal dengannya.Karena memang dia cantik, lincah dan aktif dalam kegiatan sekolah, sehingga akupun sering melihat dia mondar-mandir di sekolahan ini. Yuni namanya. Postur tubuhnya besar, wajahnya cantik dan manis, kulitnya putih bersih serta wangi selalu,rambutnya lurus panjang sepunggung dan selalu diurai.


Penampilannyapun modis sekali, seragam sekolah yang dikenakannya selalu berukuran ketat, rok seragam abu-abunya berpodolgan sejengkal diatas lutut sehingga pahanya yang putih mulus itu terlihat, ukuran roknyapun ketat sekali membuat pantatnya yang sekal itu terlihat menonjol, sampai-sampai garis celana dalamnyapun terlihat jelas melintang menghiasi lekuk pantatnya, tak lupa kaos kaki putih selalu menutupi betisnya yang putih mulus itu.

Tidak bisa kupungkiri lagi aku tengah jatuh cinta kepadanya.Namun perasaan cintaku kepada Yuni lebih didominasi oleh nafsu sex semata. Gairahku memuncak apabila aku memandanginya atau berpapasan dengannya di saat aku tengah bekerja di sekolah ini.

Ingin aku segera meyetubuhinya. Banyak sudah WTS-WTS kunikmati akan tetapi belum pernah aku menikmati gadis perawan muda yang cantik dan sexy seperti Yuni ini. Aku ingin mendapatkan kepuasan itu bersama dengan Yuni. Informasi demi informasi kukumpulkan dari orang-orang di sekolah itu, dari penjaga sekolah, dari tukang parkir, dari karyawan sekoah.

Dari merekalah aku mengetahui nama gadis itu. Dan dari orang-orang itupun aku tahu bahwa gadis yang bernama lengkap Yuni (nama kusamarkan) adalah seorang siswi yang duduk di kelas 3 SMA, umurnya baru 18 tahun.

Beberapa saat yang lalu dia merayakan hari ulang tahunnya yang ke-18 di kantin sekolah ini bersama teman-temannya sekelas. Diapun termasuk siswi yang berprestasi, aktif dalam kegiatan OSIS di sekolah ini. Dan yang informasi terakhir yang kudapat bahwa dia ternyata adalah salah seorang murid yang akan diberangkatkan ke luar negeri, bulan depan dalam rangka pertukaran pelajar antar SMA.

Kini di saat sekolah telah sepi, salah satu dari gadis-gadis anggota OSIS tadi itu tengah merintih-rintih dihadapanku. Dia adalah gadis yang terakhir kalinya masih tersisa didalam sekolah ini, yang sedang asyik bercanda ria dengan temannya melalui HP-nya, semetara yang lainnya telah meninggalkan halaman sekolah.

Beberapa menit yang lalu melalui sebuah pergulatan yang tidak seimbang aku telah berhasil meringkusnya dengan mudah, kedua tangannya kuikat dengan kencang kebelakang tubuhnya, dan mulutnya kusumpal dengan kain gombal.

Setelah itu kuseret tubuhnya ke massal olahraga yang berada di bagian belakang bangunan sekolah ini.Tidak salah salah lagi gadis itu adalah Yuni, gadis cantik sang primadona sekolah ini yang telah lama kuincar. Aku sangat hafal dengan kebiasaannya yaitu menunggu jemputan supirnya dikala
selesai rapat OSIS sore dan sang supir selalu terlambat datang setengah jam dari jam bubaran rapat. Sehingga dia paling akhir meninggalkan halaman sekolah. Kini dia meringkuk dihadapanku, dengan tangisannya yang teredam oleh kain gombal yang kusumpal di mulutnya.

Sepertinya dia memohon-mohon sesuatu padaku tetapi apa peduliku, air matanya nampak mengalir deras membasahi wajahnya yang cantik itu. Sesekali nampak dia meronta-ronta mencoba melepaskan ikatan tali tambang yang mengikat erat di kedua tangannya, namun sia-sia saja, aku telah mengikat erat dengan berbagai simpul.

Posisinya kini bersujud dihadapanku, tangisannya kian lama kian memilukan, aku menyadari sepenuhnya bahwa dia kini tengah berada dalam rasa keputusasaan dan ketakutan yang teramat sangat didalam dirinya. NikmatNya Menyetubuhi Cewek SMA 

Kutatap tajam dan kupandangi tubuh gadis cantik itu, indah nian tubuhnya, kulitnya putih bersih, pantatnya sekal berisi. Kunikmati rintihan dan tangis gadis cantik yang tengah dilanda ketakutan itu, bagai seseorang yang tengah menikmati alunan musik didalam ruangan sepi.

Suara tangisnya yang teredam itu memecahkan kesunyian massal olahraga di sekolah yang tua ini. Sesekali dia meronta-ronta mencoba melepaskan tali ikatan yang mengikat kedua tangannya itu. Lama kelamaan kulihat badannya mulai melemah, isak tangisnya tidak lagi sekeras tadi dan sekarang dia sudah tidak lagi meronta-ronta mungkin tenaganya telah habis setelah sekian lamanya menagis meraung-raung dengan mulutnya yang telah tersumbat.

Sepertinya didalam hatinya dia menyesali, kenapa Pak Jos supirnya selalu terlambat menjemputnya, kenapa tadi tidak menumpang sahabat karibnya yang tadi mengajaknya pulang bareng, kenapa tadi tidak langsung keluar dari lingkungan sekolah di saat latihan usai, kenapa malah asyik melalui HP bercanda ria dengan sahabatnya yang lain.

Yah, semua terlambat untuk disesali pikirnya, dan saat ini sesuatu yang mengerikan akan terjadi pada dirinya. “Beres Gol, pintu pagar depan sudah gue tutup dan gembok” terdengar suara dari seseorang yang tengah memasuki massal.

Ternyata Dol dengan langkah agak gontai dia menutup pintu massal yang mulai gelap ini. “OK sip, gue udah beresin nih anak, tinggal kita pake aja” ujarku kepada Dol sambil tersenyum. Kebetulan malam ini Pak Marijan sang penjaga sekolah beserta keluarganya yang tinggal di dalam lingkungan sekolah ini yaitu sedang pulang kampung, baru besok lusa mereka kembali ke sekolah ini.

Bandar Poker Online - Mereka langsung mempercayakan kepada kami untuk menjaga sekolah ini selama mereka pergi. Maka tinggallah kami berdua bersama dengan Yuni yang masih berada didalam sekolah ini. Pintu gerbang sekolah telah kami rantai dan kami gembok sehingga orang-orang menyangka pastilah sudah tidak ada aktifitas atau orang lagi didalam gedung ini.

Agen Judi Online - Pak Jos sang supir yang menjemput Yuni pastilah berpikiran bahwa Yuni telah pulang, setelah melihat keadaan sekolah itu. Kupandang lagi tubuh Yuni yang lunglai itu, badannya bergetar karena rasa takut yang teramat sangat didalam dirinya. Hujanpun mulai turun, ruangan didalam massal semakin gelap gulita angin dinginpun bertiup masuk kedalam massal itu, Dol menyalakan satu buah lampu TL yang persis diatas kami, sehingga cukup menerangi bagian disekitar kami saja.
Mulailah kubuka bajuku satu per satu, hingga akhirnya aku telanjang bulat. Batang kemaluanku telah lama berereksi semenjak meringkus Yuni di teras sekolah tadi.

“Gue dulu ya” ujarku ke Dol.
“Ok boss” balas Dol sambil kemudian berjalan meninggalkan aku keluar massal.
Kudekati tubuh Yuni yang tergolek dilantai, kuraba-raba punggung gadis itu, kurasakan detak jantungnya yang berdebar keras, kemudian tanganku turun hingga bagian pantatnya yang sekal itu, kuusap-usap pantatnya dengan lembut, kurasakan kenyal dan empuknya pantat itu sambil sesekali kutepok-tepok.

Badan Yuni kembali kurasakan bergetar, tangisnya kembali terdengar, sepertinya dia kembali memohon sesuatu, akan tetapi karena mulutnya masih tersumbat suaranyapun tidak jelas dan aku tidak memperdulikannya.

Dari daerah pantat tanganku turun ke bawah ke daerah lututnya dan kemudian menyelinap masuk kedalam roknya serta naik ke atas kebagian pahanya. Kurasakan lembut dan mulus sekali paha Yuni ini, kuusap-usap terus menuju ke atas hingga kebagian pangkal pahanya yang masih ditutupi oleh celana dalam. NikmatNya Menyetubuhi Cewek SMA 

Karena sudah tidak tahan lagi,kemudian aku posisikan tubuh Yuni kembali bersujud, dengan kepala menempel dilantai, dengan kedua tangannya masih terikat kebelakang. Aku singkapkan rok seragam abu-abu SMUnya sampai sepinggang.
“Waw indah nian gadis ini” gumamku sambil melototi paha dan pantat sekal gadis ini.
Kemudian aku lucuti celana dalamnya yang berwarna putih itu, terlihatlah dua gundukan pantat sekal gadis ini yang putih bersih.

Sementara Yuni terus menagis kini aku memposisikan diriku berlutut menghadap ke pantat gadis itu, kurentangkan kedua kakinya melebar sedikit. Dengan jari tengahku, aku coba meraba- raba selangkangan gadis ini.
Di saat jari tengahku menempel pada bagian tubuhnya yang paling pribadi itu, tiba-tiba tubuh gadis ini mengejang. Mungkin saat ini pertama kali kemaluannya disentuh oleh tangan seorang lelaki. Di saat kudapatkan bibir kemaluannya kemudian dengan jariku itu, aku korek-korek lubang kemaluannya.

Dengan maksud agar keluar sedikit cairan kewanitaannya dari lubang kemaluannya itu. Tubuhnya seketika itu menggeliat-geliat di saat kukorek-korek lubang kemaluannya, suara desahan-desahanpun terdengar dari mulut Yuni, tidak lama kemudian kemaluannya mulai basah oleh cairan lendir yang dikeluarkan dari lubang vaginanya. Setelah itu dengan segera kucabut jari tengahku dan kubimbing batang kemaluanku dengan tangan kiriku kearah bibir vagina Yuni.

Pertama yang aku pakai adalah gaya misionaris, ini adalah gaya favoritku.
Dan…
“Hmmmpphhhh” terdengar rintihan dari mulut Yuni di saat kulesakkan batang kemaluanku ke bibir vaginanya.
Dengan sekuat tenaga aku mulai mendorong-dorong batang kemaluanku masuk kelubang kemaluannya. Rasanya sangat seret sekali, karena sempitnya lubang kemaluan gadis perawan ini.
Aku berusaha terus melesakkan batang kemaluanku kelubang kemaluannya dengan dibantu oleh kedua tanganku yang mencengkram erat pinggulnya. Kulihat badan Yuni mengejang, kepala mendongak ke atas dan sesekali menggeliat-geliat.

Aku tahu saat ini dia tengah merasakan sakit dan pedih yang tiada taranya. Keringat terus mengucur deras membasahi baju seragam sekolahnya, namun harum wangi parfumnya masih terus tercium, membuat segarnya aroma Yuni saat itu, rintihan- rintihan terdengar dari mulutnya yang masih tersumpal itu.

Dan akhirnya setelah sekian lamanya aku terus melesakkan batang kemaluanku, kini bobol sudah lubang kemaluan Yuni. Aku telah berhasil menanamkan seluruh batang kemaluanku kedalam lubang vaginanya. Kurasakan kehangatan disekujur batang kemaluanku, dinding vagina Yuni terasa berdenyut-denyut seperti mengurut-urut batang kemaluanku.

Sejenak kudiamkan batang kemaluanku tertanam didalam lubang vaginanya, kunikmati denyutan-demi denyutan dinding vagina Yuni yang mencengkram erat batang kemaluanku. Selanjutnya kurasakan seperti ada cairan mengucur mengalir membasahi batang kemaluanku dan kemudian meluber keluar menetes-netes.

“Ah, ternyata itu darah, berarti aku telah merenggut keperawanan dari gadis cantik ini.” batinku.
Sementara itu kepala Yuni kembali tertunduk dilantai, desah nafasnya terdengar keras, badannya melemas. Setelah itu, aku mulai memompakan kemaluanku didalam lubang vaginanya. Kedua tanganku yang mencengkram erat pinggulnya juga membantu memaju mundurkan tubuhnya.

Badan Yuni kembali tegang, rintihan kembali terdengar. Semakin lama aku semakin mempercepat gerakanku, hingga tubuh Yuni tersodok-sodok dengan cepat sesekali, badannya juga menggeliat-geliat. Raut mukanya meringis-ringis akibat rasa sakit diselangkangannya.


 

Hujanpun mulai turun dengan deras dan aku ingin menikmati rintihan-rintihan dari gadis ini. Sementara aku terus menyodok-nyodok dari belakang, aku putuskan untuk membuka gombal yang sedari tadi membekap mulutnya. Dan…
“Aakkk…akkkhh…oohh…ooh…iihh…oohh…” suara erangan Yuni kini terdengar, kunikmati suara-suara itu sebagai penghantar diriku yang tengah menyetubuhi gadis ini.

Suaranya menggema diseluruh massal olahraga ini, namun masih tertelan oleh suara derasnya hujan diluar. Yuni semakin terlihat kepayahan, tubuhnya melemah namun aku masih terus menggenjotnya, gerakanku semakin cepat.

Agen Judi Online - Bosan dengan posisi itu aku cabut kemaluanku dari lubang vaginanya dan kulihat darah berceceran membasahi selangkangannya dan kemaluanku. Sejenak Yuni mendesahkan nafas lega, kubalik tubuhnya, dan kini posisi dia terlentang. Setelah itu kurentangkan kedua kakinya dan kulipat hingga kedua pahanya menyentuh dadanya. Kulihat jelas kemaluan gadis ini, indah sekali. Bulu-bulunya yang masih jarang-jarang itu tumbuh menghias disekitar bibir kemaluannya.

“Ohh…jangann mas…ampun mas…ooohh sakittt sekali…mas” terdengar Yuni merintih pelan memohon belas kasihan kepadaku.
Dengan menyeringai aku tindih tubuh Yuni itu. Kembali aku benamkan batang kemaluanku didalam lubang vaginanya.

“Aakkhh” Yuni terpekik matanya terpejam, roman mukanya kembali meringis kesakitan dikala aku menanamkan batang kemaluanku kedalam lubang kemaluannya.
Setelah itu aku kembali memompakan tubuhku, menggenjot tubuh Yuni. Batang kemaluanku dengan gaharnya mengaduk aduk, menyodok-nyodok lubang kemaluannya. Tubuh Yuni kembali tersodok-sodok. Sesekali kuputar-putar pinggulku, yang membuat tubuh Yuni kembali kelojotan, dari bibir Yuni terdengar desahan-desahan halus
“Ohh…enngghh…oohh…ohhh…oohh”
Setelah sekian menit lamanya aku menyetubuhinya, aku merasakan diriku akan berejakulasi. Segera kupeluk kepalanya dan kucengkram erat dengan kedua tanganku setelah itu irama gerakanku kupercepat. NikmatNya Menyetubuhi Cewek SMA 

“Aakkhhh…” akupun menejan, tubuhku mengeras.
Croot…croottt…croott… akupun berejakulasi, kusemprotkan spermaku didalam rahimnya. Banyak sekali sperma yang kukeluarkan menyemprot membasahi liang vaginanya hingga meluber keluar meleleh membasahi pahanya.
Kulihat raut muka Yuni saat itu nampak panik, sinar matanya menunjukkan kekalahan dan kepedihan. Dengan tatapan sayu dia memandangiku di saat aku mengejan menyemprotkan spermaku yang terakhir. Ahh nikmat sekali gadis ini, baru kali ini aku merengut keperawanan seorang gadis kota yang cantik.

Bandar Poker Online - Setelah itu akupun merebahkan tubuhku menindih tubuhnya yang lemah, sambil mengatur nafasku. Tubuhku berguncang- guncang akibat dari isakan-isakan tangisnya serta nafasnya yang tersengal-sengal, sementara itu kemaluanku kubiarkan tertanam didalam lubang kemaluannya. Kubelai-belai rambutnya, kukecup-kecup pipi dan bibirnya.

Terasa lembut sekali bibirnya, kumainkan lidahku didalam mulutnya, sejenak aku bercumbu mesra dengan Yuni. Dia hanya terisak-isak dengan nafas yang terus tersengal-sengal. Akhirnya kusudahi permainanku ini, aku bangkit sambil mencabut kemaluanku.
“Ouugghhhh…” Yuni merintih panjang saat kutarik kemaluanku keluar dari lubang vaginanya.
Kulihat diselangkangannya telah penuh dengan cairan-cairan
kental dan darah penuh membasahi bulu-bulu kemaluannya. Tak kusadari Dol ternyata telah berdiri didekatku, dan rupanya dia telah telanjang bulat menunggu gilirannya, badannya yang kekar dan tinggi itu nampak semakin sangar dengan banyaknya gambar-gambar tatto yang menghiasi sekujur dada dan lengannya.

Dengan rasa toleran sebagai seorang sahabat, akupun menyingkir dari tubuh Yuni yang tergolek lemas dilantai. Aku ambil jarak beberapa meter dari tubuh Yuni kemudian aku kembali merebahkan tubuhku. Dengan tiduran terlentang dilantai aku menggali kembali rasa nikmatku setelah melampiaskan nafsuku ke Yuni tadi. Sedang asyik-asyiknya aku istirahat, terdengar olehku bunyi sesuatu,
srett…sreettt…sreett…brett… diikuti oleh isak tangis Yuni yang terdengar kembali. Setelah kuperhatikan, oh ternyata Dol dengan sebuah pisau cutter ditangannya tengah sibuk merobek-robek baju seragam Yuni.

Dengan kasarnya Dol mencabik-cabik baju seragam putih Yuni, termasuk BH putih yang dikenalkannya. Dan akhirnya kini badan Yuni telah telanjang, kedua buah payudaranya yang putih mulus namun tidak begitu besar kini terpampang jelas.

Termasuk juga rok abu-abu yang melilit dipinggangnya setelah kusingkap tadi dirobek-robeknya, hanya sepasang kaos kaki putih setinggi betisnya serta sepatu kets masih dikenakannya.
“Ouuhh…ammpuunn…mas…ampun…” suara Yuni terdengar lirih memohon-mohon ampun ke Dol yang sepertinya tengah kalap kemasukan setan itu. Setelah itu dengan kain gombal yang tadi menyumpal mulut Yuni, Dol membersihkan daerah selangkangan Yuni.

Dengan sedikit kasar Dol mengusap-usap selangkangan Yuni sampai-sampai tubuh Yuni menggeliat-geliat. Akupun kembali merebahkan tubuhku dan mengatur nafasku.Sementara itu hujan diluar mulai reda, namun angin dingin terus berhembus masuk kedalam massal tempat pembantaian Yuni ini. Tiba-tiba semenit kemudian dikala aku sedang rebahan, terdengar olehku jerit Yuni yang memilukan
“Aaakkhhhhh…”
Akupun terbangun, kulihat dari asal suara itu. Ternyata Dol tengah menyodomi Yuni. Posisi Yuni kembali bersujud dengan kepala yang mendongak ke atas, bola matanya terbelalak,
wajahnya cantiknya terlihat miris sekali, mulutnya menganga membentuk huruf “O” dan Dol berada dibelakangnya tengah asyik menanamkan batang kemaluannya yang besar itu ke dalam lubang anus Yuni.

“Aakkhh…”
Dolpun mendesah lepas tatkala dia berhasil menanamkan batang kemaluannya di lubang anus Yuni. Setelah itu lubang anus Yuni dihujani sodokan-sodokan batang kemaluan Dol, Dol melakukannya dengan gerakan yang cepat dan kasar sampai- sampai tubuh Yuni terdorong-dorong dan tersodok-sodok dengan keras.

Tidak ada suara rintihan lagi yang keluar dari mulut Yuni mungkin karena suara tertahan ditenggorokannya karena menahan rasa sakit yang dideritanya, akan tetapi badannya masih kaku menegang, raut mukanya kini meringis-ringis, mulutnya masih saja menganga terbuka. Rasa sakit dan pedih kembali melanda dirinya yang tengah disodomi oleh Dol.

Melihat ini aku kembali terangsang, nafsu birahiku kembali memuncak. Aku bangkit dari rebahanku mendekati mereka berdua. Kemaluanku kembali ereksi melihat keadaan Yuni yang tengah menderita. Kuamati wajahnya dari dekat dan dia masih terlihat cantik, keringatpun mengucur deras membasahi wajah cantiknya.

Aku dengan posisi berlutut berada didepan wajah Yuni, yang masih mendongak kesakitan itu, sementara itu seluruh badannya terus tersodok-sodok karena ulah Dol yang menggenjotnya dari belakang.

Kini aku dan Dol berhadap-hadapan sementara Yuni berada ditengah-tengah kami. Dolpun menghentikan sejenak genjotannya untuk memberikan kesempatan padaku memposisikan diri. Kuraih batang kemaluanku yang telah berdiri tegak, dan kujejalkan kemulut Yuni yang masih menganga itu.

Ah, rasa dingin dan basah menyelimuti sekujur batang kemaluanku tatkala masuk didalam rongga mulut Yuni. Nikmat rasanya, juga kurasakan kelembutan mulut dan bibirnya disekujur batang kemaluanku.Setelah itu kembali Dol menggenjot tubuh Yuni dari belakang.

Kulirik mata Yuni menjadi sayu, nafasnya tersengal-sengal, aku hanya berdiri santai saja, karena tubuh Yuni yang bergerak-gerak maju mundur sebagai akibat sodokan-sodokan Dol yang tengah mulai menyodominya kembali dari belakang. Kubelai-belai rambutnya yang indah, sambil kutatap wajah dan badannya.
“Ahh…ahh…ah…“
Nikmat sekali rasanya mulut gadis ini, sambil memejamkan mata aku terus merasakan kenikmatan di sekujur batang kemaluanku yang tengah dikulum keluar masuk mulut Yuni. Tidak lama kemudian Dol semakin cepat menggenjot, memompa lubang anus Yuni, badannya semakin banyak mengeluarkan keringat, kulihat dia sepertinya akan berejakulasi.

Benar saja, tubuhnya nampak menggelinjang dan dan menegang, dari mulut Dol keluar pekikan kecil yang disusul oleh desahan yang penuh dengan kepuasan. Dolpun berejakulasi di lubang pantat Yuni. Setelah itu badan Dolpun ambruk disamping badan Yuni. Akan tetapi posisiku masih tetap seperti semula, kemaluanku masih tertanam dimulut Yuni.

Dengan kedua tanganku kuraih kepala Yuni, kini dengan gerakan tanganku kepala Yuni ku maju-mundurkan. Ah, nikmat rasanya, kemaluanku seperti dipijit-pijit dengan mulut Yuni, bibir sensualnya melingkari batang kemaluanku, memberi rasa nikmat tersendiri, kurasakan pula lidahnya menggelitik kepala batang kemaluanku, ah nikmatnya penuh sensasi.

Bandar Judi Online - Setelah sekian lama menikmati itu, tiba-tiba kembali aku akan berejakulasi, maka kugerakkan kepalanya semakin cepat untuk mengulum batang kemaluanku. Dan, akupun berejakulasi didalam mulut Yuni, spermaku memancar keluar membasahi mulut hingga tenggorokannya sampai-sampai meleleh keluar dari mulutnya. Rasa nikmat yang tiada taranya kembali melanda sekujur tubuhku.

Kucabut batang kemaluanku dari mulutnya, dan Yuni terbatuk-batuk sepeti akan muntah, samar-samar kulihat mulutnya penuh dengan cairan-cairan lendir kental sampai membuat mulutnya nampak mengkilat karena belepotan cairan sperma.

Wajahnya yang lesu dan lemah sejenak memandangku dengan tatapan mata sayu penuh dengan keputus-asaan serta air mata yang kembali meleleh. Kemudian dia terjatuh lunglai dilantai, hanya suara nafasnya yang terdengar menderu-deru tersengal-sengal dan isakan-isakan tangisnya.
Aku kembali merebahkan tubuhku disamping Yuni, akhirnya akupun tertidur. Tidak lama rupanya aku tertidur, dan kemudian terjaga setelah kembali telingaku menangkap suara erangan- erangan dan rintihan-rintihan.

Setelah aku bangun ternyata Dol tengah menyetubuhi Yuni, tubuh telanjang Yuni yang hanya tinggal mengenakan sepasang kaos kaki dan sepatu kets ditiduri oleh Dol. Dengan garangnya Dol menggenjot tubuh Yuni, iramanya cepat dan kasar sekali, tubuh lemah Yuni kembali terguncang-guncang.

Kini nampak roman muka Yuni telah lunglaisepertinya hampir pingsan, beberapa saat yang lalu masih kudengar suara rintihan lemah yang keluar dari mulut Yuni namun kini suara itu hilang sama sekali. Tidak lama kemudian Dolpun berejakulasi, kembali rahim Yuni disiram dan dipenuhi oleh cairan sperma. Yuni nampak tidak sadarkan diri dan pingsan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, 4 jam lamanya kami memperkosa Yuni. Kini tibalah waktu kami untuk angkat kaki, setelah kami berpakaian rapi kemudian kami angkat tubuh Yuni dari ruang aula menuju ke sebuah gudang dibagian paling belakang sekolah ini. Kami rebahkan gadis cantik primadona sekolah ini disana.

Disisinya kami tebarkan baju seragam sekolah, tasnya serta HP miliknya yang sedari tadi terus berbunyi.Kini gadis cantik itu, terkulai pingsan didalam gudang yang kotor,badan telanjangnya dipenuhi dengan cairan-cairan sperma yang mulai mengering, juga darah yang nampak masih menetes dari lubang pantatnya sebagai akibat disodomi oleh Dol tadi.

Kemaluannyapun terlihat kemerahan dan membengkak. Puas kami memperkosanya. Tepat pukul 22.15 setelah kami menghilangkan jejak kami, kami pun pergi meninggalkan gedung sekolah negeri ini, berjalan menuju ke terminal di kota metropolitan ini untuk menumpang bus yang entah kemana membawa kami, menuju ke suatu tempat yang jauh dari kota metropolitan ini.

Selasa, 20 September 2016

Bercinta Dengan Anak Kandungku





Agen Poker Online - Kehidupan malam baru saja berangkat menanjak gulita. Suasana desa Baturan terasa lenggang. Angin berembus menyelusup celah-celah rumah Ibu Norma yang hanya ditemani anak lelaki semata wayangnya. Pikirannya gelisah menanti pagi. Pagi yang kelam sekelam mimpinya kemarin malam. Suami yang sangat dicintainya, yang telah menghidupinya dengan segala kemewahan dunia dan kemanjaan birahi, terkena skandal “Desa Gate”.

Kasus korupsi penyalahgunaan subsidi kesejahteraan masyarakat desa. Sebagai kepala desa, suami ibu Norma bertanggung jawab atas lancarnya dana tersebut di terima masyarakat prasejahtera. Rupanya nasib menentukan lain. Masyarakat sekarang mulai kritis dan penegakkan hukum sangat diperhatikan aparat pemerintah. Masyarakat sangat antipati melihat kebobrokan aparat desanya.

Maka dijebloskanlah suami ibu Norma ke penjara. Segala perbuatannya selama sekian tahun diam-diam diintip oleh aparat pemerintah yang bernaung dalam badan yang bernama PKKN “Pemberantas Korupsi Kolusi dan Nepotisme”. Bukti-bukti yang telah dikumpulkan, meja pengadilan telah siap membeberkan dalil-dalil pembenaran atas kasus suami ibu Norma. Bila terbukti hukumnya MATI.

Dengan berdandan seadanya dan pikiran yang masih gundah. Ibu Norma melangkah masuk menemui suaminya. Penjagaan sangat ketat. Empat orang polisi mendampingi percakapan ibu Norma dan suaminya. Ibu Norma menjauh memandangi jendela yang terkurung besi kokoh. Saat suaminya berusaha membuka percakapan dengan anaknya.

Bandar Poker Online - “Bapak kapan pulang” dengan tatapan lugu anaknya bertanya pada bapaknya. Deg jantungnya serasa disetrum berpuluh-puluh watt listrik tegangan tinggi. Jantungnya serasa hangus dan jiwanya serasa terbang mendengar pertanyaan anaknya. Tidak tahukah anaknya, besok bapaknya akan dihukum mati. Vonis sudah keluar, segala banding sudah tidak berguna. Masyarakat dan pemerintah begitu bersatu menentang segala bentuk ketidaksenonohan oknum pemerintah.

Ibu Norma segera merangkul anaknya seraya melangkah keluar. Besok pukul 12.00 siang eksekusi mati atas diri suami ibu Norma akan dijalankan. Permintaan terakhir suaminya, meminta persetubuhan dengan istrinya. Didalam ruang yang tertutup dengan lampu yang temaram, ibu Norma dan suaminya bugil saling menatap tubuh satu persatu. Dirabanya dada suaminya yang bidang. Suaminya memagut bibir ibu Norma dan meremas buah dadanya yang masih kencang. Dihisapnya puting susu ibu Norma. Bercinta Dengan Anak Kandungku 

“Ahh..” desahan napas ibu Norma memantul setiap dinding ruang 3×4 tersebut. Desiran darah dan birahinya memuncak, menghilangkan kekalutan pikirannya. Puting susu ibu Norma mengeras pertanda birahinya memuncak. Kemaluan suaminya menegang siap memasuki vagina ibu Norma yang telah sekian lama tidak tersentuh senjata tumpul. Dalam kondisi masih berdiri, BLESS.. sedikit kesat kemaluan suaminya menerobos dinding vaginanya.

“Ahh.. trus pak..ahh..masukkan yang dalam..ahh..” dengan suara sedikit serak mengandung birahi, ibu Norma sangat menikmati vaginanya diterjang dan dimaju mundurkan oleh suaminya.

Dinding-dinding vaginanya mencengkeram batang kemaluan suaminya. BLEP..BLEPP..SRETT..SRETT.. bunyi kemaluan dan vagina yang sangat klasik. Dinding-dinding vaginanya sedikit demi sedikit mengeluarkan cairan pertanda kepuasan duniawai telah direngkuh. 

Matanya memejam merasakan sensasi yang luar biasa. Otot-otot vagina mulai mengendur dan cairannya membahasi lubang vaginanya. Suaminya semakin cepat memainkan kemaluannya. Maju mundur maju mundur, pantatnya bergoyang.

“Ahh..aku mau keluar.. bu..” semakin keras goyangan badan suaminya. Desiran nafsu birahi ibu Norma kembali memuncak. Otot-otot vagina ibu Norma mulai berkedut-kedut mencekram lebih kuat kemaluan suaminya.

“Ahh..keluar pak..keluar sama-sama.. ahh..” Crot-crort..crroott.. semburan sperma suaminya bercampur dengan cairan ibu Norma, Banjir! Lubang vaginanya basah oleh cairannya dan sperma suaminya. Satu dua menetes sperma suaminya keluar dari celah-celah lubang vaginanya. Dirangkulnya suaminya, seraya menangis.

Agen Judi Online - Enam bulan telah berlalu. Kematian suaminya masih menyisakan kesedihan yang mendalam. Rumah yang jauh dari keramaian serta hanya ditemani oleh anak semata wayangnya, benar-benar membuat stress pikiran ibu Norma. Pikirannya kembali menerawang saat ibu dan anak tersebut menonton TV. Ibu Norma membayangkan saat-saat percintaannya dengan suaminya. Begitu romantis dan indahnya hidup saat itu. Airmatanya tak kuasa menerobos celah-celah kelopak matanya.

“Ibu, jangan menangis ya..” dengan lugu, seorang anak berumur delapan tahun menghapus airmatanya.

“Tidak, nak.. Ibu hanya kangen dengan bapakmu” matanya sembab memandang anaknya. Diusapnya rambut anaknya dengan kasih sayang. Diciumnya rambut anaknya, pipi dan bibir anaknya. Anak kecil yang lugu itu membalas ciuman ibunya dengan kasih sayang. Ibu Norma seperti menemukan gairah hidup, semangat membara.

Desiran darahnya perlahan-lahan berusaha naik, menguasai saraf-saraf birahinya. Ibu Norma benar-benar terlena dengan keadaan itu. Dilumatnya bibir anaknya dengan sedikit nakal. Seolah-olah roh suaminya masuk kedalam raga anaknya. Anak kecil berumur delapan tahun, pandai memberikan rangsangan birahi kepada ibunya. Diremasnya susu ibu yang masih terbalut pakaian. Satu persatu dibukanya kancing pakaian ibunya. Ibu Norma membiarkan kenakalan tangan anaknya. Pikirannya berkecamuk antara dua sisi black and white.

Antara birahi dan sayang bedanya sangat tipis. Saat sekujur tubuh telah dirasuki saraf-saraf nakal birahi, saat itulah nafsu akan muncul. Lumatan bibir kedua anak manusia yang dibatasi oleh status hidup, Ibu dan Anak makin menjadi-jadi. Ibu Norma begitu agresif melumat bibir anaknya. Dengan pakaian yang telah terbuka dan susu yang menggantung, ibu Norma membuat kemaluan anaknya menjadi keras. Perlahan-lahan dibukanya celana pendek anaknya. 

Kemaluan kecil tersebut tidak malu-malu lagi mendongak ke atas. Sepertinya kemaluan kecil tersebut masih bingung menunggu intruksi dari ibunya. Dengan lembut tangan ibu Norma meremas kemaluan kecil anaknya.

Berkali-kali diusapnya ujung kemaluan anaknya. Terlihat mata si kecil merem melek merasakan sensasi yang sangat luar biasa dan pertama baginya. Dengan tanpa disangka-sangka, ibu Norma melepaskan pagutan-pagutan dibibir anaknya. Bibirnya kemudian mencium kemaluan anaknya. 



Dari ujung kemaluan kecil tersebut hingga kedua pentol anaknya dilumatnya tanpa sisa. Dikulumnya kemaluan tersebut, dihisapnya dengan perlahan-lahan, maju-mundur kepala ibu Norma memasukkan kemaluan anaknya hingga memenuhi rongga-rongga mulutnya.

Birahi ibu Norma meledek-ledak membakar setiap sendi-sendi tubuhnya. Menjalar dari atas menyelusupi setiap tubuhnya hingga memuncak, membuatnya kehilangan daya pikir. Dilepasnya seluruh pakaiannya hingga tubuhnya polos tanpa ditutupi sehelai benang pun. Kedua susunya menggantung bebas menantang seakan ingin memamerkan kepada anaknya. 

Jamah diri ibumu sayang, reguk setiap tubuhku, nikmati nikmati kenikmatan duniawi ini bersama ibu. Seakan mengerti atau naluri purbanya menuntun, sikecil segera menghisap puting ibunya. Srep srep bunyi hisapan mulut anaknya menghisap susu ibunya. Hisapan yang berbeda saat sikecil menyusui mencari air susu ibunya.

Bandar Judi  Online - Hisapan tersebut membuat sekujur tubuh ibu Norma meregang menahan geli. Begitu tidak tahan birahinya. Dengan perlahan ibu Norma merebahkan badannya di sofa merah tersebut. Kedua pahanya terbuka menantang, mempertontonkan lebatnya bulu-bulu kemaluannya. Berkedut-kedut vagina ibu Norma pertanda birahinya begitu memuncak. 

Dituntunnya kemaluan anaknya memasuki lubang vaginanya. B l e s.. tiada kata-kata yang dapat diucapkan, hanya erangan napas birahi ibu Norma dan bunyi paha keduanya beradu menimbulkan bunyi persetubuhan yang khas. Mata anaknya sedikit terpejam merasakan sensasi pertama baginya. Otot-otot kemaluannya sedikit memerah, menampakkan goresan.

“Ah ah ah” dari mulut anak kecilnya terdengar sembari menggoyangkan badannya. Maju dan mundur.
“Trus trus sayang.. ah.. ohh..” Ibu Norma melenguh memejam matanya. Rupanya kenikmatannya telah sampai. Pikirnya, walaupun kemaluan anaknya tidak begitu besar khas kemaluan anak-anak, rupanya bisa juga membuat dirinya terlena. 

Cengkeraman dinding vaginanya tidak begitu erat mencekram kemaluan anaknya. Dengan bebasnya kemaluan anaknya maju dan mundur mengikuti irama persetubuhan kedua orang manusia. Bles..bless..bless..
“Ibu.. aku mau piipiiss..” Sambil menarik badannya, sehingga crroott.. croott.. keluar sperma dari ujung kemaluan anaknya.  Bercinta Dengan Anak Kandungku 

Muka dan buah dada ibu Norma terciprat oleh sperma anaknya. Anaknya hanya mematung memandang kemaluannya yang masih tersisa ceceran sperma. Sedikit demi sedikit ceceran spermanya jatuh pada paha ibu Norma. Ibu Norma hanya tersenyum melihat sikap anaknya yang terkesan bingung. Mungkin dia berpikir akan keluar air kencing, sehingga menarik kemaluannya. Padahal kalau di keluarkan didalam sensasinya akan lain. Dasar anak-anak, pikir ibu Norma.




 photo 54dpgif-160-x-6001_zpskosfj5vo.gif">


 photo 54dpgif-160-x-6001_zpskosfj5vo.gif">

Popular Posts