Senin, 26 September 2016

Bercinta Dengan Bibi Dan Anak Majikanku



Agen Poker Online - Cerita ini terjadi ketika aku masih usia 14 tahun. Aku yang baru saja lulus SD bingung mau kemana, melanjutkan sekolah nggak mungkin sebab Bapakku sudah satu tahun yang lalu meninggal. Sedangkan Ibuku hanya penjual nasi bungkus di kampus dan kedua kakakku pergi entah bagaimana kabarnya. Sebab sejak pamitan mau merantau ke Pulau Bali nggak pernah ada kabar bahkan sampai Bapak meninggalpun juga nggak tahu. Adik perempuanku yang masih kelas dua SD juga membutuhkan biaya.

Akhirnya aku hanya bisa main-main saja sebab meski aku anak laki-laki satu-satunya aku mau kerja masih belum kuat dan takut untuk pergi merantau tanpa ada yang mengajak. Suatu ketika ada saudara Bapakku yang datang dengan seorang tamu laki-laki. Kata pamanku dia membutuhkan orang yang mau menjaga rumahnya dan merawat taman. Setelah aku berpikir panjang aku akhirnya mau dengan mempertimbangkan keadaan Ibuku.

Berangkatlah aku ke kota Jember tepatnya di perumahan daerah kampus. Aku terkagum-kagum dengan rumah juragan baruku ini, disamping rumahnya besar halamannya juga luas. Juraganku sebut saja namanya Pak Bari, Ia Jajaran direksi Bank ternama di kota Jember, Ia mempunya dua Anak Perempuan yang satu baru saja berkeluarga dan yang bungsu kelas 3 SMA namanya Kristi, usianya kira-kira 18 tahun. Sedangkan istrinya membuka usaha sebuah toko busana yang juga terbilang sukses di kota tersebut, dan masih ada satu pembantu perempuan Pak Bari namanya Bik Maya usianya kira-kira 27 tahun.

Teman Kristi banyak sekali setiap malam minggu selalu datang kerumah kadang pulang sampai larut malam, hingga aku tak bisa tidur sebab harus nunggu teman Non Kristi pulang untuk mengunci gerbang, kadang juga bergadang sampai pukul 04.00. Mungkin kacapekan atau memang ngantuk usai bergadang malam minggu, yang jelas pagi itu kamar Non Kristi masih terkunci dari dalam. Aku nggak peduli sebab bagiku bukan tugasku untuk membuka kamar Non Kristi, aku hanya ditugasi jaga rumah ketika Pak Bari dan Istrinya Pergi kerja dan merawat tamannya saja.

Bandar Poker Online - Pagi itu Pak Bari dan Istrinya pamitan mau keluar kota, katanya baru pulang minggu malam sehingga dirumah itu tinggal aku, Bik Maya dan Non Kristi. Jam sudah menunjukkan pukul 08.00 tapi Non Kristi masih belum bangun juga dan Bik Maya sudah selesai memasak.
“Jono, aku mau belanja tolong pintu gerbang dikunci.”
“Iya Bik!” jawabku sambil menyiram tanaman didepan rumah. Setelah Bik Maya pergi aku mengunci pintu gerbang.

Setelah selesai menyiram taman yang memang cukup luas aku bermaksud mematikan kran yang ada di belakang. Sesampai didepan kamar mandi aku mendengar ada suara air berkecipung kulihat kamar Non Kristi sedikit terbuka berarti yang mandi Non Kristi. Tiba-tiba timbul niat untuk mengintip. Aku mencoba mengintip dari lubang kunci, ternyata tubuh Non Kristi mulus dan susunya sangat kenyal, kuamati terus saat Non Kristi menyiramkan air ke tubuhnya, dengan perasaan berdegap aku masih belum beranjak dari tempatku semula. 

Baru pertama ini aku melihat tubuh perempuan tanpa tertutup sehelai benang. Sambil terus mengintip, tanganku juga memegangi penisku yang memang sudah tegang, kulihat Non Kristi membasuh sabun keseluruh badannya aku nggak melewatkan begitu saja sambil tanganku terus memegangi penis. Aku cepat-cepat pergi, sebab Non Kristi sudah selesai mandinya namun karena gugup aku langsung masuk ke kamar WC yang memang berada berdampingan dengan kamar mandi, disitu aku sembunyi sambil terus memegangi penisku yang dari tadi masih tegang.

Cukup lama aku di dalam kamar WC sambil terus membayangkan yang baru saja kulihat, sambil terus merasakan nikmat aku tidak tahu kalau Bik Maya berada didepanku. Aku baru sadar saat Bik Maya menegurku,
“Ayo.. ngapain kamu.”
Aku terkejut cepat-cepat kututup resleting celanaku, betapa malunya aku.
“Ng.. nggak Bik..” kataku sambil cepat-cepat keluat dari kamar WC. Sialan aku lupa ngunci pintunnya, gerutuku sambil cepat-cepat pergi.

Esoknya usai aku menyiram taman, aku bermaksud ke belakang untuk mematikan kran, tapi karena ada Bik Maya mencuci kuurungkan niat itu.
“Kenapa kok kembali?” tanya Bik Maya.
“Ah.. enggak Bik..” jawabku sambil terus ngeloyor pergi.
“Lho kok nggak kenapa? Sini saja nemani Bibik mencuci, lagian kerjaanmu kan sudah selesai, bantu saya menyiramkan air ke baju yang akan dibilas,” pinta Bik Maya.
Akhirnya akupun menuruti permintaan Bik Maya. Entah sengaja memancing atau memang kebiasaan Bik Maya setiap mencuci baju selalu menaikkan jaritnya diatas lutut, melihat pemandangan seperti itu, jantungku berdegap begitu cepat
“Begitu putihnya paha Bik Maya ini” pikirku, lalu bayanganku mulai nakal dan berimajinasi untuk bisa mengelus-ngelus paha putih Bik Maya.
“Heh! kenapa melihat begitu!” pertanyaan Bik Maya membuyarkan lamunanku
“Eh.. ngg.. nggak Bik” jawabku dengan gugup.
“Sebentar Bik, aku mau buang air besar” kataku, lalu aku segera masuk kedalam WC, tapi kali ini aku tak lupa untuk mengunci pintunya.

Didalam WC aku hanya bisa membayangkan paha mulus Bik Maya sambil memegangi penisku yang memang sudah menegang cuma waktu itu aku nggak merasakan apa-apa, cuma penis ini tegang saja. Akhirnya aku keluar dan kulihat Bik Maya masih asik dengan cucianya.
“Ngapain kamu tadi didalam Jon?” tanya Bik Maya.
“Ah.. nggak Bik cuma buang air besar saja kok,” jawabku sambil menyiramkan air pada cuciannya Bik Maya.
“Ah yang bener? Aku tahu kok, aku tadi sempat menguntit kamu, aku penasaran jangan-jangan kamu melakukan seperti kemarin ee..nggak taunya benar,” kata Bik Maya
“Hah..? jadi Bibik mengintip aku?” tanyaku sambil menunduk malu.

Tanpa banyak bicara aku langsung pergi.
“Lho.. kok pergi?, sini Jon belum selesai nyucinya, tenang saja Jon aku nggak akan cerita kepada siapa-siapa, kamu nggak usah malu sama Bibik ” panggil Bik Maya.
Kuurungkan niatku untuk pergi.
“Ngomong-ngomong gimana rasanya saat kamu melakukan seperti tadi Jon?” tanya Bik Maya.
“Ah nggak Bik,”jawabku sambil malu-malu.
“Nggak gimana?” tanya Bik Maya seolah-olah mau menyelidiki aku.
“Nggak usah diteruskan Bik aku malu.”
“Malu sama siapa? Lha wong disini cuma kamu sama aku kok, Non Kristi juga sekolah, Pak Bari kerja?” kata Bik Maya.
“Iya malu sama Bibik, sebab Bibik sudah tahu milikku,” jawabku.
“Oalaah gitu aja kok malu, sebelum tahu milikmu aku sudah pernah tahu sebelumnya milik mantan suamiku dulu, enak ya?”
“Apanya Bik?” tanyaku
“Iya rasanya to..?” gurau Bik Maya tanpa memperdulikan aku yang bingung dan malu padanya.
“Sini kamu..” kata Bik Maya sambil menyuruhku untuk mendekat, tiba-tiba tangan tangan Bik Maya memegang penisku.
“Jangan Bik..!!” sergahku sambil berusaha meronta, namun karena pegangannya kuat rasanya sakit kalau terus kupaksakan untuk meronta.

Agen Judi Online - Akhirnya aku hanya diam saja ketika Bik Maya memegangi penisku yang masih didalam celana pendekku. Pelan tapi pasti aku mulai menikmati pegangan tangan Bik Maya pada penisku. Aku hanya bisa diam sambil terus melek merem merasakan nikmatnya pegangan tangan Bik Maya. lalu Bik Maya mulai melepas kancing celanaku dan melorotkanya kebawah. Penisku sudah mulai tegang dan tanpa rasa jijik Bik Maya Jongkok dihadapanku dan menjilati penisku.
“Ach.. Bik.. geli,” kataku sambil memegangi rambut Bik Maya.

Bik Maya nggak peduli dia terus saja mengulum penisku, Bik Maya berdiri lalu membuka kancing bajunya sendiri tapi tidak semuanya, kulihat pemandangan yang menyembul didepanku yang masih terbungkus kain kutang dengan ragu-ragu kupegangi. Tanpa merasa malu, Bik Maya membuka tali kutangnya dan membiarkan aku terus memegangi susu Bik Maya, dia mendesah sambil tangannya terus memegangi penisku. Tanpa malu-malu kuemut pentil Bik Maya.
“Ach.. Jon.. terus Jon..”
Aku masih terus melakukan perintah Bik Maya, setelah itu Bik Maya kembali memasukkan penisku kedalam mulutnya. aku hanya bisa mendesah sambil memegangi rambut Bik Maya.
“Bik aku seperti mau pipis,” lalu Bik Maya segera melepaskan kulumannya dan menyingkapkan jaritnya yang basah, kulihat Bik Maya nggak memakai celana dalam.
“Sini Jon..,” Bik Maya mengambil posisi duduk, lalu aku mendekat.
“Sini.. masukkan penismu kesini.” sambil tangannya menunjuk bagian selakangannya.



Dibimbingnya penisku untuk masuk ke dalam vagina Bik Maya.
“Terus Jon tarik, dan masukkan lagi ya..”
“Iya Bik” kuturuti permintaan Bik Maya, lalu aku merasakan seperti pipis, tapi rasanya nikmat sekali.
Setelah itu aku menyandarkan tubuhku pada tembok.
“Jon.. gimana, tahu kan rasanya sekarang?” tanya Bik Maya sambil membetulkan tali kancingnya.
“Iya Bik..”jawabku.

Esoknya setiap isi rumah menjalankan aktivitasnya, aku selalu melakukan adegan ini dengan Bik Maya. Saat itu hari Sabtu, kami nggak nyangka kalau Non Kristi pulang pagi. Saat kami tengah asyik melakukan kuda-kudaan dengan Bik Maya, Non Kristi memergoki kami.
” Hah? Apa yang kalian lakukan! Kurang ajar! Awas nanti tak laporkan pada papa dan mama, kalian!”

Melihat Non Kristi kami gugup bingung, “Jangan Non.. ampuni kami Non,” rengek Bik Maya.
“Jangan laporkan kami pada tuan, Non.”
Akupun juga takut kalau sampai dipecat, akhirnya kami menangis di depan Non Kristi, mungkin Non Kristi iba juga melihat rengekan kami berdua.
“Iya sudah jangan diulangi lagi Bik!!” bentak Non Kristi.
“Iy.. iya Non,” jawab kami berdua.

Esoknya seperti biasa Non Kristi selalu bangun siang kalau hari minggu, saat itu Bik Maya juga sedang belanja sedangkan Pak Bari dan Istrinya ke Gereja, saat aku meyirami taman, dari belakang kudengar Non Kristi memanggilku,

“Joon!! Cepat sini!!” teriaknya.
“Iya Non,” akupun bergegas kebelakang tapi aku tidak menemukan Non Kristi.
“Non.. Non Kristi,” panggilku sambil mencari Non Kristi.
“Tolong ambilkan handuk dikamarku! Aku tadi lupa nggak membawa,” teriak Non Kristi yang ternyata berada di dalam kamar mandi.
“Iya Non.”
Akupun pergi mengambilkan handuk dikamarnya, setelah kuambilkan handuknya “Ini Non handuknya,” kataku sambil menunggu diluar.
“Mana cepat..”
“Iya Non, tapi..”
“Tapi apa!! Pintunya dikunci..”

Aku bingung gimana cara memberikan handuk ini pada Non Kristi yang ada didalam? Belum sempat aku berpikir, tiba-tiba kamar mandi terbuka. Aku terkejut hampir tidak percaya Non Kristi telanjang bulat didepanku.
“Mana handuknya,” pinta Non Kristi.
“I.. ini Non,” kuberikan handuk itu pada Non Kristi.
“Kamu sudah mandi?” tanya Non Kristi sambil mengambil handuk yang kuberikan.
“Be..belum Non.”
“Kalau belum, ya.. sini sekalian mandi bareng sama aku,” kata Non Kristi.

Belum sempat aku terkejut akan ucapan Non Kristi, tiba-tiba aku sudah berada dalam satu kamar mandi dengan Non Kristi, aku hanya bengong ketika Non Kristi melucuti kancing bajuku dan membuka celanaku, aku baru sadar ketika Non Kristi memegang milikku yang berharga.
“Non..,” sergahku.
“Sudah ikuti saja perintahku, kalau tidak mau kulaporkan perbuatanmu dengan Bik Maya pada papa,” ancamnya.

Bandar Judi Online Aku nggak bisa berbuat banyak, sebagai lelaki normal tentu perbuatan Non Kristi mengundang birahiku, sambil tangan Non Kristi bergerilya di bawah perut, bibirnya mencium bibirku, akupun membalasnya dengan ciuman yang lembut. Lalu kuciumi buah dada Non Kristi yang singsat dan padat. Non Kristi mendesah, “Augh..”

Kuciumi, lalu aku tertuju pada selakangan Non Kristi, kulihat bukit kecil diantara paha Non Kristi yang ditumbuhi bulu-bulu halus, belum begitu lebat aku coba untuk memegangnya. Non Kristin diam saja, lalu aku arahkan bibirku diantara selakangan Non Kristi.
“Sebentar Jon..,” kata Non Kristi, lalu Non Kristi mengambil posisi duduk dilantai kamar mandi yang memang cukup luas dengan kaki dilebarkan, ternyata Non Kristi memberi kelaluasaan padaku untuk terus menciumi vaginanya.

Melihat kesempatan itu tak kusia-siakan, aku langsung melumat vaginanya kumainkan lidahku didalm vaginanya.
“Augh.. Jon.. Jon,” erangan Non Kristi, aku merasakan ada cairan yang mengalir dari dalam vagina Non Kristi. Melihat erangan Non Kristi kulepaskan ciuman bibirku pada vagina Non Kristi, seperti yang diajarkan Bik Maya kumasukkan jemari tanganku pada vagina Non Kristi. Non Kristi semakin mendesah, “Ugh Jon.. terus Jon..,” desah Non kristi. Lalu kuarahkan penisku pada vagina Non Kristi
.
Bless.. bless.. Batangku dengan mudah masuk kedalam vagina Non Kristi, ternyata Non Kristi sudah nggak perawan, kata Bik Maya seorang dikatakan perawan kalau pertama kali melakukan hubungan intim dengan lelaki dari vaginanya mengeluarkan darah, sedang saat kumasukkan penisku ke dalam vagina Non Kristin tidak kutemukan darah.

Kutarik, kumasukkan lagi penisku seperti yang pernah kulakukan pada Bik Maya sebelumnya. “Non.. aku.. mau keluar Non.”
“Keluarkan saja didalam Jon..”
“Aggh.. Non.”
“Jon.. terus Jon..”
Saat aku sudah mulai mau keluar, kubenamkan seluruh batang penisku kedalam vagina Non Kristi, lalu gerkkanku semakin cepat dan cepat.
“Ough.. terus.. Jon..”

Kulihat Non Kristi menikmati gerakanku sambil memegangi rambutku, tiba-tiba kurasakan ada cairan hangat menyemprot ke penisku saat itu juga aku juga merasakan ada yang keluar dari penisku nikmat rasanya. Kami berdua masih terus berangkulan keringat tubuh kami bersatu, lalu Non Kristi menciumku.

“Terima kasih Jon kamu hebat,” bisik Non Kristi.
“Tapi aku takut Non,” kataku.
“Apa yang kamu takutkan, aku puas, kamu jangan takut, aku nggak akan bilang sama papa” kata Non Kristi. Lalu kami mandi bersama-sama dengan tawa dan gurauan kepuasan.

Sejak saat itu setiap hari aku harus melayani dua wanita, kalau di rumah hanya ada aku dan Bik Maya, maka aku melakukannya dengan Bik Maya. Sedang setiap Minggu aku harus melayani Non Kristi, bahkan kalau malam hari semua sudah tidur, tak jarang Non Kristi mencariku di luar rumah tempat aku jaga dan di situ kami melakukannya.
Lokasi: Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar





 photo 54dpgif-160-x-6001_zpskosfj5vo.gif">


 photo 54dpgif-160-x-6001_zpskosfj5vo.gif">

Popular Posts